Kabarminang.com – Lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan berkumpul bersama keluarga atau menikmati hidangan lezat, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam.
Salah satu tradisi yang tak terpisahkan dari Idul Fitri di Indonesia adalah menyajikan ketupat dan opor ayam. Namun, tahukah kamu bahwa kedua hidangan ini bukan sekadar makanan khas Lebaran?
Di balik rasanya yang lezat, terdapat filosofi mendalam yang menggambarkan perjalanan spiritual, pengakuan kesalahan, dan penyucian diri setelah menjalani ibadah Ramadan.
Mari kita telusuri lebih dalam makna simbolis dari ketupat dan opor ayam dalam perayaan Lebaran.
1. Ketupat: Simbol Kesucian dan Pengakuan Kesalahan
Ketupat bukan hanya makanan biasa, tetapi memiliki makna mendalam dalam tradisi Lebaran:
Anyaman Daun Kelapa: Proses pembuatan ketupat melibatkan anyaman daun kelapa muda (janur) yang rumit, melambangkan kompleksitas kehidupan manusia dengan segala kesalahan dan dosa yang diperbuat.
Bentuk Simetris: Bentuk ketupat yang sempurna mencerminkan kemenangan umat Islam setelah sebulan penuh berpuasa, menahan hawa nafsu, dan mencapai kesucian diri di hari yang fitri.
Warna Putih Nasi di Dalamnya: Setelah ketupat dibuka, terlihat nasi putih yang melambangkan hati yang bersih dan suci setelah melewati bulan Ramadan.
2. Opor Ayam: Lambang Permintaan Maaf dan Kesucian Hati
Opor ayam, dengan kuah santannya yang kental, juga mengandung filosofi tersendiri:
Santan (Kelapa): Dalam budaya Jawa, santan melambangkan kesucian. Penggunaan santan dalam opor ayam menggambarkan niat tulus untuk meminta maaf dan kembali ke keadaan suci di hari Lebaran.