Kabarminang – Mahasiswi baru asal Pasaman Barat, Athyfa Raissa Agusti (18), tewas akibat kecelakaan di Jalan HR Soebrantas, Simpang Jalan Garuda Sakti, Kecamatan Binawidya, Pekanbaru, Selasa (29/7) siang. Ia dibonceng oleh Wildanul Ikram (18), mahasiswa asal Jorong IV Surabayo, Kelurahan Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Agam, dengan Honda Beat Street BA 5082 TH. Ia tewas di lokasi kejadian setelah sepeda motor yang ditumpanginya bersenggolan dengan sebuah truk.
Kepala SMAN Agam Cendekia, M. Hernandar, mengatakan bahwa Athyfa merupakan alumni SMAN Agam Cendekia dan baru saja diterima di Universitas Riau, Jurusan Teknik Sipil Program Diploma Tiga. Ia mengatakan bahwa Wildanul Ikram merupakan teman satu jurusan dengan Athyfa dan alumni SMA di Lubuak Basung.
“Athyfa baru saja lulus tahun ini dan saat ini sedang menjalani masa orientasi kampus,” kata Hernandar kepada Kabarminang.com pada Rabu (30/7).
Hernandar menceritakan bahwa Athyfa merupakan putri dari seorang warga Jambak, Jorong IV, Kecamatan Luhak Nan Duo, Pasaman Barat. Ia menyebut bahwa Athyfa tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai pekebun sawit. Sang ayah, kata Hernandar, baru mengetahui kabar kecelakaan anaknya waktu Magrib, beberapa jam setelah peristiwa terjadi.
“Kami baru dapat kabar Selasa siang setelah kejadian. Yang menginformasikan itu para seniornya di kampus. Mereka kesulitan menghubungi nomor ayahnya karena sudah tidak aktif. Nomor Athyfa juga terkunci. Akhirnya mereka mencari kontak sekolah lewat internet,” ujar Hernandar.
Hernandar menjelaskan bahwa pihak sekolah langsung menghubungi jaringan masyarakat di kampung halaman korban agar informasi bisa segera sampai ke keluarga. Ayah Athyfa, kata Hernandar, kemudian berangkat ke Pekanbaru dan tiba dini hari untuk menjemput jenazah anaknya di rumah sakit. Ia menyebut bahwa Athyfa dimakamkan di kampung halamannya pada Rabu (30/7) pukul 10.00 WIB.
Hernandar mengenang Athyfa sebagai sosok yang baik, sopan, dan ramah terhadap guru maupun teman. Ia terakhir bertemu dengan Athyfa sekitar dua minggu lalu saat korban mengambil ijazah di sekolah.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Seharusnya Dishub dan Polantas Pekanbaru lebih tegas karena jalur itu merupakan jalan utama di kawasan kampus dan tidak boleh dilalui truk-truk besar,” tutur Hernandar.