Kabarminang — Maestro pencipta lagu Minang, Agusli Taher, tutup usia pada Selasa (28/10) pagi. Semasa hidupnya, ia menciptakan hampir 500 lagu, yang mayoritas merupakan lagu Minang.
Musisi Minang, Bobby Chandra, mengatakan bahwa ia mendapatkan informasi dari anak Agus pukul 9.30 WIB bahwa Agus wafat di Semen Padang Hospital.
“Pak Agus kata anaknya sudah beberapa hari dirawat di Semen Padang Hospital,” ujar Bobby di Tempat Pemakaman Umum Tunggul Hitam di Padang, tempat jenazah Agus dimakamkan.
Bobby menginformasikan bahwa ia bergabung dengan Pitunang Record, perusahaan rekaman milik Agus, sejak 2001. Dari tahun itu ia sudah membuat sekitar 100 musik dari lagu ciptaan Agus.
Selain dirinya, kata Bobby, pembuat musik dari lagu ciptaan Agus antara lain Ferry Zein dan Momon.
Lagu ciptaan Agus yang terkenal antara lain Kasiak Tujuah Muaro dan Nan Tido Manahan, yang dinyanyikan oleh Zalmon; Diseso Bayang, Rinai Pambasuah Luko, Paruntuangan, dan Lapang di Nan Rami, dinyanyikan oleh Tiar Ramon; dan “Rilakan nan Tamakan”, yang dinyanyikan oleh Ody Malik.
Dikutip dari Rubrik “Sosok” Kompas tentang Agus Taher “Lagu Minang Sang Doktor” (Kompas, 9 Februari 2018), Agus lahir di Kota Padang pada 9 Agustus 1951. Ia merupakan doktor Jurusan Fisiologi Tanaman University of the Philippines Los Banos, Filipina.
Sejak 1970 hingga kini Agus sudah menciptakan 491 lagu. Genre musik dan tema lirik lagu ciptaannya amat beragam, yaitu pop Minang standar, pop Minang ratok (ratap), pop Indonesia, slow rock, dangdut, Melayu, hingga zapin. Ia menciptakan lagu anak-anak, himne dan mars, lagu garah (lucu), dendang dan indang, serta gamad, Mandarin, dan religi.
Semasa hidupnya Agus meraih sejumlah penghargaan, yaitu Anugerah HDX untuk album daerah terlaris (1995), Satyalencana Wirakarya sebagai peneliti berprestasi di bidang lahan gambut dari Presiden Soeharto (1995), Anugraha Bhakti Musik Indonesia II (2005), Citra Musik dari Gubernur Sumbar Muchlis Ibrahim (1998), Anugerah Musik dari Gubernur Sumbar Zainal Bakar (2004), dan Anugerah Tuah Sakato dari Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi (2008).
















