Kabarminang – Iduladha identik dengan ibadah kurban, di mana umat Muslim menyembelih hewan seperti sapi dan kambing untuk dibagikan kepada yang membutuhkan. Di balik suasana religius dan solidaritas sosial tersebut, terdapat satu fenomena menarik: torpedo kambing atau alat vital kambing jantan yang kerap jadi rebutan, terutama oleh kaum pria.
Torpedo kambing dipercaya dapat meningkatkan vitalitas pria. Bagian ini disebut mengandung berbagai zat yang diyakini mampu meningkatkan gairah seksual, mulai dari protein, zat besi, vitamin B12, hingga senyawa arginin yang terkait dengan fungsi ereksi.
Kandungan Gizi dan Efek Fisiologis
Melansir Halodoc, secara ilmiah, torpedo kambing memang mengandung protein dan zat gizi mikro seperti fosfor dan selenium yang berperan dalam metabolisme dan pembentukan energi. Kandungan arginin, salah satu asam amino penting, disebut-sebut dapat meningkatkan produksi nitrit oksida (NO), senyawa yang membantu pelebaran pembuluh darah dan memfasilitasi ereksi.
Namun, manfaat tersebut belum sepenuhnya terbukti efektif secara klinis, terutama setelah melalui proses pemasakan yang dapat merusak kandungan senyawa aktif tersebut.
“Kalau dilihat dari sisi nutrisi, memang ada potensi. Tapi begitu dimasak, bisa jadi sebagian senyawa itu hilang,” kata seorang ahli gizi dari Fakultas Kedokteran UI, yang tidak ingin disebutkan namanya, ditulis Jumat (6/6).
Faktor Sugesti dan Budaya
Tidak sedikit pula yang menilai efek torpedo kambing lebih banyak datang dari faktor psikologis atau sugesti. Dalam budaya masyarakat tertentu, torpedo kambing dianggap sebagai “jamur libido alami”. Ketika seseorang percaya akan manfaatnya, tubuh bisa memberikan respons psikologis yang nyata, yang secara ilmiah dikenal sebagai efek placebo.
“Kalau secara medis, kita tidak bisa bilang ini afrodisiak yang kuat. Tapi kalau orang percaya dan merasa lebih bertenaga, ya itu efek sugesti,” ujar seorang dokter andrologi di Jakarta.
Masih Jadi Perdebatan
Meskipun konsumsi torpedo kambing telah menjadi tradisi turun-temurun dan bagian dari budaya lokal saat Iduladha, para ahli kesehatan menyarankan untuk tetap berhati-hati. Konsumsi berlebihan, apalagi dalam bentuk olahan tinggi lemak dan kolesterol, bisa berisiko bagi kesehatan jantung.