Kabarminang – Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat menyoroti ketidaksinkronan informasi antarinstansi serta lambatnya pemulihan layanan dasar pascabencana di sejumlah wilayah terdampak. Temuan ini disampaikan dalam konferensi pers bertajuk Akselerasi dan Asimetri Informasi Penanganan Bencana Sumatera Barat, Jumat (12/12/2025) di Padang.
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menyebut bahwa perbedaan data dan kategori status wilayah antarinstansi berpotensi memperlambat respons pemerintah terhadap situasi kritis di lapangan.
“Kami ingin memastikan negara hadir secara nyata. Tetapi ketika informasi tidak seragam, penanganan di lapangan ikut terhambat,” kata Yeka.
Agam: Perbedaan Kategori Isolasi, Bantuan Terhambat
Kabupaten Agam yang menjadi daerah dengan dampak bencana terbesar menjadi contoh paling menonjol. Di Jorong Lambe, Nagari Ampek Koto, Kecamatan Palembayan, Ombudsman menemukan ketidaksinkronan informasi mengenai status isolasi wilayah.
Dinas PU mengategorikan wilayah tersebut sebagai terisolasi terbatas, sementara BPBD menetapkan status terisolasi penuh. Hasil pengecekan Ombudsman menunjukkan kondisi di lapangan lebih sesuai dengan kategori terisolasi penuh.
Situasi ini membuat distribusi bantuan berjalan tidak optimal. Satu-satunya akses menuju lokasi harus ditempuh dengan berjalan kaki 10 kilometer pulang-pergi, membutuhkan waktu hingga lima jam perjalanan. Layanan dasar juga lumpuh total: tidak ada listrik, pendidikan terhenti, akses komunikasi tidak tersedia, dan aktivitas ekonomi terhenti.
Kerusakan jalan yang parah menjadi salah satu hambatan paling signifikan. Ombudsman mencatat 18 titik longsor, sementara alat berat yang bekerja hanya dua ekskavator. Pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu minimal 30 hari.
“Dampak bencana ini jauh lebih besar dari perkiraan awal. Ketidaksinkronan informasi menghambat koordinasi bantuan,” ujar Yeka.
Padang: Kerusakan Irigasi Terancam Mengganggu Ribuan Hektare Sawah
Di Kota Padang, Ombudsman menyoroti kerusakan irigasi di Kapalo Koto dan Lambung Bukit yang mengancam aliran air menuju 3.156 hektare sawah. Sebagian areal pertanian bahkan telah tertimbun material akibat banjir dan longsor.
















