Kabarminang – Festival Pasambahan Kato se-Padang Panjang, Batipuh, dan X Koto (Pabasko) resmi dibuka di Lapangan Balai Gadang, Nagari Batipuah Baruah, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (1/11/2025).
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 1–2 November ini, menjadi ruang pelestarian seni tutur adat Minangkabau di tengah derasnya arus modernisasi.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, membuka acara tersebut dengan menegaskan pentingnya menjaga kebudayaan daerah sebagai identitas dan jati diri masyarakat Minang.
“Kebudayaan bukan sekadar warisan, tapi napas kehidupan kita sebagai orang Minang. Ia harus dijaga, dipelajari, dan diamalkan sampai akhir hayat,” ujar Vasko.
Menurutnya, Pasambahan Kato sebagai seni tutur adat memiliki nilai luhur yang tidak hanya mencerminkan kearifan lokal, tetapi juga mengajarkan etika berkomunikasi, penghormatan, dan tata krama dalam kehidupan bermasyarakat.
Hadir pula Wali Kota Padang Panjang, Hendri Arnis, yang menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan festival ini sebagai ruang kolaborasi lintas daerah di kawasan Pabasko.
“Pasambahan Kato adalah kebanggaan kita bersama. Ia bukan hanya seni berbicara, tapi seni menghormati, mendidik, dan menyatukan. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi budaya antarnagari dan kabupaten/kota di Sumatera Barat,” ujar Hendri.
Festival Pasambahan Kato Pabasko ini merupakan inisiatif dari pokok pikiran (pokir) Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Rony Mulyadi Datuak Bungsu, yang disambut antusias oleh masyarakat setempat.
“Kami berupaya agar nilai-nilai adat tidak hanya dikenang, tapi dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kegiatan seperti ini, generasi muda bisa belajar langsung dari para Ninik Mamak dan pelaku adat yang berpengalaman,” ungkap Rony.
Selain dihadiri pejabat daerah, kegiatan ini juga turut menghadirkan Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin, tokoh masyarakat, serta unsur pemerintahan nagari.
Festival ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Sumatera Barat untuk terus melestarikan seni dan adat Minangkabau sebagai warisan tak ternilai.
















