Pada 8 Maret, kata Wati, keluarga kembali membawa Fatih ke RSUP M. Djamil Padang. Dari hasil pemeriksaan, katanya, diketahui bahwa fungsi ginjal Fatih tinggal 12 persen. Ia mengatakan bawha Fatih terus melemah hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa (19/3) pukul 16.30 WIB.
Sebelum meninggal, kata Wati, Fatih sempat bercerita bahwa ia mengalami kekerasan dari teman sebayanya sebanyak dua kali. Wati mengatakan bahwa keluarga telah melaporkan kejadian itu ke pihak sekolah dan Dinas Pendidikan, tetapi laporan tersebut tidak ditindaklanjuti secara serius.
“Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Anak-anak harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan saat berada di sekolah,” ucap Wati.
Wati menuturkan bahwa Fatih merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Menurutnya, kepergian Fatih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama sang ibu yang baru saja melahirkan.
Kini, kata Wati, keluarga berharap tidak ada lagi anak yang mengalami nasib serupa. Mereka meminta pihak sekolah dan instansi terkait lebih memperhatikan keamanan dan kesejahteraan siswa di lingkungan pendidikan.