Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel juga mengalami kekerasan fisik. Sebuah video memperlihatkan ia dikejar dan dipukuli oleh demonstran di tengah jalan.
Kerusuhan bahkan menyasar aset pribadi yang terkait dengan pejabat negara. Hotel Hilton Kathmandu, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh putra Deuba, serta Sekolah Ullens milik Arzu Rana, menjadi target perusakan.
Sementara itu, keluarga mantan PM Baburam Bhattarai dikabarkan harus memohon belas kasihan kepada massa saat rumah mereka di Tokha diserang.
Helikopter Militer Dikerahkan, PM Oli Mengundurkan Diri
Situasi yang semakin tidak terkendali membuat militer Nepal harus turun tangan. Helikopter militer dikerahkan untuk mengevakuasi para pejabat dari rumah-rumah mereka yang dikepung massa.
Di tengah krisis yang memburuk, Perdana Menteri KP Sharma Oli resmi mengundurkan diri pada Selasa (9/9). Dalam suratnya kepada Presiden Ramchandra Paudel, Oli menyatakan bahwa pengunduran dirinya bertujuan untuk meredakan situasi dan mencari solusi politik.
“Mengingat situasi yang sulit di negara ini, saya telah mengundurkan diri efektif hari ini untuk memfasilitasi penyelesaian masalah dan membantu menyelesaikannya secara politis sesuai dengan konstitusi,” tulis Oli.
Gelombang protes ini dipicu oleh larangan pemerintah terhadap platform media sosial populer. Pemerintah beralasan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak terdaftar dan tidak tunduk pada pengawasan negara.
Namun di balik itu, kemarahan pemuda Nepal juga mencerminkan ketimpangan sosial yang mendalam. Para demonstran, sebagian besar dari kalangan Gen Z, mengecam gaya hidup mewah anak-anak pejabat dijuluki sebagai “anak nepo” di tengah krisis ekonomi dan sulitnya lapangan pekerjaan.