Kabarminang – Kasus penyakit menular kembali meningkat di Kota Pariaman seiring cuaca yang tidak stabil dalam beberapa pekan terakhir. Dinas Kesehatan setempat mencatat lonjakan signifikan pada kasus campak dan cacar air, terutama pada kelompok usia anak.
Per 20 November 2025, wilayah Kurai Taji menjadi yang tertinggi dengan 23 suspek campak, termasuk tiga spesimen yang telah diuji. Menyusul di bawahnya, Marunggi mencatat 16 suspek, kemudian wilayah Kota Pariaman dengan 11 kasus. Daerah lain seperti Sikapak (7 suspek), Air Santok (5 suspek), Kampung Baru Padusunan (5 suspek), dan Naras (4 suspek) juga melaporkan penambahan kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah, menjelaskan bahwa perubahan cuaca ekstrem menjadi faktor pemicu penurunan daya tahan tubuh masyarakat.
“Perubahan cuaca ekstrem membuat imunitas menurun. Campak dan cacar air kini menjadi penyakit yang paling banyak ditemukan,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (22/11).
Nazifah menyebut peningkatan kasus ini bukan fenomena baru. Pada Oktober 2024, Pariaman pernah mencatat 44 kasus campak, angka tertinggi dalam setahun. Karena itu, Dinkes meningkatkan kewaspadaan agar lonjakan serupa tidak kembali terjadi.
Menurutnya, tren kenaikan kasus juga terpantau di beberapa daerah lain di Sumatera Barat.
Ia mengimbau masyarakat membatasi aktivitas luar ruangan saat cuaca panas ekstrem atau hujan lebat serta menjaga kebersihan lingkungan.
“Kalau panas terik atau hujan deras, lebih baik tetap di rumah. Lingkungan yang kotor dapat menjadi media berkembangnya virus,” jelasnya.
















