“Bahkan kami kekurangan alat pelindung diri, seperti masker dan kacamata untuk personel di lapangan,” ucap Rahmadinol.
Pihaknya masih berupaya memutus jalur api dan menyuplai air ke armada pemadam. Sementara itu, katanya, laporan dampak bencana juga tengah disusun untuk diserahkan ke BNPB.
Pihaknya juga telah mengajukan permohonan bantuan logistik dan peralatan tambahan ke BNPB, termasuk kemungkinan mendatangkan helikopter water bombing.
“Jika semua prosedur sudah dipenuhi dan dukungan cuaca memungkinkan, water bombing bisa segera dilakukan,” kata Rahmadinol.
Meski demikian, kata Rahmadinol, penggunaan water bombing tidak serta-merta menjadi solusi tunggal. Ia mengatakan bahwa pemetaan titik api yang presisi dan data lapangan yang akurat tetap menjadi dasar utama dalam penanganan.
Pihaknya berharap semua pihak, baik pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat, dapat mendukung proses ini secara cepat dan terpadu.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan dan tidak melakukan pembakaran terbuka, agar bencana ini tidak makin meluas,” tuturnya.