Kabarminang — Sepasang siswa sebuah SMA digerebek ratusan warga di sebuah toko di Jalan Jendral Sudirman, Kampung Balai Lamo, Nagari Salido, Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan, pada Jumat (23/5) sore. Mereka digerebek karena dicurigai berbuat mesum.
Wali Nagari Salido, Roni Marta Gusrianto, mengatakan bahwa sepasang siswa tersebut merupakan pasangan kekasih. Ia menjelaskan bahwa pelajar perempuan datang ke toko milik orang tua pacarnya untuk menjemput pacarnya tersebut pukul 14.00 WIB. Saat itu, kata Roni, toko dan rumah itu sedang kosong, dengan kata lain orang tua pelajar laki-laki tidak berada di rumah.
“Karena mereka sudah berada dalam toko itu sekitar dua jam, sejumlah warga curiga mereka berbuat apa-apa (mesum). Karena itu, warga mengetuk pintu rumah itu. Tapi, mereka mengunci pintu karena panik disangka digerebek karena berbuat apa-apa. Padahal, mereka tidak berbuat apa-apa,” ujar Roni kepada Sumbarkita pada Minggu (25/5).
Karena sepasang siswa itu mengunci pintu, kata Roni, warga makin curiga. Kejadian itu, kata Roni, mengundang perhatian banyak orang sehingga tak lama ada sekitar 300 orang berkumpul di depan toko tersebut. Menurutnya, hal itu terjadi karena toko tersebut berada di pinggir jalan sehingga banyak orang ingin tahu tentang apa yang terjadi perihal berkumpulnya banyak warga di depan toko.
“Karena warga makin banyak yang datang, warga kemudian memanggil Bhabinkamtibmas ke lokasi. Setelah itu, Bhabinkamtibmas bersama kapolsek datang untuk menjemput sepasang siswa itu untuk diamankan dari massa dan dibawa ke kantor polsek,” tutur Roni.
Kapolsek IV Jurai, Iptu Edy Roszal, mengatakan bahwa remaja laki-laki merupakan siswa kelas 3 SMA berinisial RA (17), sedangkan remaja perempuan merupakan siswa kelas 1 SMA berinsial RDR (16).
Edy menjelaskan bahwa kedua siswa itu baru mau membuka pintu toko setelah Ketua Pemuda Kampung Balai Lamo datang. Setelah mendapatkan informasi dari Bhabinkamtibmas Nagari Salido, ia dan anggota polsek datang ke lokasi untuk mengamankan dan membawa kedua remaja tersebut.
“Keduanya dibawa oleh kapolsek ke mapolsek. Kami memanggil orang tua keduanya dan membuat surat perjanjian diketahui wali nagari, Ketua KAN, dan ketua pemuda setempat. Kedua belah pihak mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang melanggar norma dan tatanan sosial masyarakat. Kedua belah pihak telah saling memaafkan dan menyelesaikan permasalahan ini secara damai dan kekeluargaan. Orang tua dari kedua pihak sepakat untuk lebih mengawasi dan membina anak-anaknya masing-masing,” ucapnya.
Video penggerebekan ratusan warga terhadap sepasang siswa tersebut tersebar di beberapa akun Facebook dan Instragram. Dalam video tersebut, ratusan orang menyoraki sepasang siswa yang dikawal oleh polisi keluar rumah menuju mobil.
View this post on Instagram