Kabarminang — Polisi belum menangkap satu pun warga Pesisir Selatan yang membakar kapal speedboat patroli milik Ditjen Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sehari setelah kejadian itu. Pada Jumat (12/9/2025) pagi massa membakar kapal tersebut di Pantai Muara Air Haji, Nagari Pasar Lama Muara Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti.
Kepala Satuan Kepolian Air dan Udara (Satpolairud) Polres Pesisir Selatan, Iptu Jamaludin, mengatakan bahwa pihaknya belum menangkap pembakar kapal tersebut karena masih melakukan penyelidikan.
“Kapten kapal PSDKP sudah melapor ke polres. Polisi sedang melakukan penyelidikan, seperti mengumpulkan saksi-saksi dan meminta keterangan dari mereka. Hingga kini warga masih tertutup untuk memberikan informasi mengenai pembakaran kapal itu,” tutur Jamaludin kepada Kabarminang.com pada Sabtu (13/9).
Perihal satuan di Polres Pesisir Selatan yang menangani proses hukum kasus itu, Jamaludin mengatakan bahwa hingga kini belum ditentukan apakah kasus itu ditangani oleh Satpolairud atau oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim). Ia menyebut bahwa hal itu akan ditentukan oleh kepala polres kabupeten itu. Pihaknya menunggu keputusan dari atasannya untuk menangani kasus tersebut.
Meski demikian, kata Jamaludin, dirinya dan Kepala Satreskrim Polres Pesisir Selatan ikut dalam olah tempat kejadian perkara pembakaran kapal patrol itu.
Sementara itu, kata Jamaludin, awak kapal patrol PSDKP sudah kembali ke Padang. Ia menyebut bahwa semua awak selamat.
Sebelumnya diberitakan bahwa massa membakar sebuah kapal speedboat patroli PSDKP Padang di Pantai Muara Air Haji pada Jumat (12/9/2025) pagi. Kapten kapal tersebut, Hakimi (40), menceritakan bahwa kapal patroli bernama Spinner Dolphin itu sekitar pukul 9.15 WIB mengejar kapal nelayan setempat yang diduga menggunakan alat tangkap ikan jenis pukat lampara dasar (mini trawl). Pada patroli hari ketiga itu pihaknya memburu beberapa kapal nelayan yang kabur saat dikejar kapal petugas PSDKP.
“Satu kapal berhasil dicegat, tetapi nakhodanya tetap melarikan diri hingga mengandaskan kapalnya di tepi pantai. Dua personel KKP, Pebri dan Harry, sempat melompat ke kapal nelayan tersebut untuk menghentikan laju kapal, tetapi nelayan tetap memaksakan diri ke daratan,” ujar Hakimi.