Kabarminang.com – Menjelang bulan suci Ramadan, tradisi ziarah kubur sanak keluarga menjadi pemandangan umum di berbagai pemakaman, termasuk di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tunggul Hitam, Padang. Tradisi ini membawa berkah bagi para pedagang bunga rampai yang berjualan di sekitar area pemakaman.
Pada Jumat (28/2) diprediksi menjadi puncak kunjungan masyarakat ke TPU, mengingat 1 Maret diperkirakan sudah memasuki awal Ramadan. Para pedagang yang berjualan di sekitar pemakaman merasakan lonjakan omzet seiring meningkatnya jumlah peziarah.
Salah seorang pedagang bunga rampai, Yeti (45) mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir pendapatannya meningkat drastis.
“Dua minggu lalu omzet saya masih sekitar Rp100 ribu sampai Rp150 ribu per hari. Lima hari menjelang Ramadan ini, bisa mencapai Rp300 ribu hingga Rp400 ribu sehari,” katanya kepada Sumbarkita, Jumat (28/2).
Tidak hanya bunga rampai, dia juga menjual air mawar dan air mineral untuk memenuhi kebutuhan peziarah. Harga yang terjangkau menjadi strategi utama dalam menarik pembeli.
“Kami menjual satu kantong bunga rampai seharga Rp5.000, kalau beli tiga kantong jadi Rp10.000,” ujar Teti, salah seorang pedagang lainnya.
Bunga rampai yang dijual terdiri dari campuran bunga mawar, kenanga, melati, dan daun pandan, yang memberikan aroma wangi pada kuburan.
Selain pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan, ada juga warga yang memanfaatkan momentum ini untuk berdagang musiman.
Selain pedagang bunga rampai, pantauan Sumbarkita menunjukkan bahwa pedagang minuman dan makanan juga memadati TPU akibat tingginya kunjungan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga menawarkan jasa membersihkan kuburan dengan imbalan seikhlasnya.