Kabarminang – Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera sejak akhir November 2025 menimbulkan dampak kemanusiaan dan kerusakan infrastruktur dalam skala besar. Hingga kini, ribuan warga tercatat menjadi korban akibat rangkaian bencana hidrometeorologi tersebut.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui dashboard penanganan darurat banjir dan longsor, per Sabtu, 20 Desember 2025 pukul 13.29 WIB, tercatat 1.071 orang meninggal dunia, 185 orang dinyatakan hilang, serta sekitar 7.000 orang mengalami luka-luka.
Data tersebut mencakup wilayah terdampak di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Secara keseluruhan, sedikitnya 52 kabupaten dan kota dilaporkan terdampak langsung oleh bencana banjir dan longsor yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Selain korban jiwa, kerusakan permukiman warga tercatat sangat signifikan. BNPB mencatat sebanyak 147.236 unit rumah mengalami kerusakan dengan kategori rusak berat, rusak sedang, hingga rusak ringan. Kerusakan rumah tersebut menyebabkan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Dampak bencana juga meluas ke berbagai fasilitas umum dan sosial. Tercatat sekitar 1.600 rumah ibadah mengalami kerusakan, disusul 219 gedung perkantoran dan fasilitas kesehatan yang terdampak. Selain itu, 290 fasilitas pendidikan dan 967 jembatan dilaporkan mengalami kerusakan, sehingga mengganggu akses transportasi dan layanan publik di sejumlah daerah.
Dari sisi pengungsian, BNPB mencatat jumlah warga yang harus meninggalkan tempat tinggalnya mencapai ratusan ribu jiwa. Wilayah di Provinsi Aceh menjadi daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak, disusul beberapa kabupaten di Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang juga mengalami dampak cukup berat.
Hingga saat ini, BNPB bersama pemerintah daerah setempat terus melakukan penanganan darurat, termasuk pendataan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, serta penyaluran bantuan logistik dan peralatan. Proses pemutakhiran data masih terus berlangsung seiring perkembangan kondisi di lapangan.













