Kabarminang – Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat sejak akhir November 2025 telah menimbulkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur dalam skala besar. Hingga kini, dampak bencana masih terus ditangani oleh pemerintah daerah bersama instansi terkait.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per Sabtu, 20 Desember 2025 pukul 13.55 WIB, tercatat sebanyak 247 orang meninggal dunia, 84 orang dinyatakan hilang, dan 382 orang mengalami luka-luka akibat rangkaian bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat.
BNPB mencatat, sedikitnya 16 kabupaten dan kota di Sumatera Barat terdampak langsung oleh bencana tersebut. Dampak paling berat terjadi di sejumlah daerah dengan tingkat curah hujan tinggi dan kondisi geografis rawan longsor.
Selain korban manusia, kerusakan permukiman warga juga tercatat cukup signifikan. Sebanyak 12.451 unit rumah dilaporkan mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat keparahan, mulai dari rusak ringan, rusak sedang, hingga rusak berat. Kerusakan rumah tersebut menyebabkan ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum dan sosial. BNPB mencatat 486 rumah ibadah mengalami kerusakan, sementara 65 gedung perkantoran dan fasilitas kesehatan terdampak. Selain itu, 216 fasilitas pendidikan serta 46 jembatan dilaporkan rusak, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat dan layanan publik di sejumlah daerah.
Dari sisi pengungsian, jumlah warga yang harus meninggalkan tempat tinggalnya mencapai ribuan jiwa. Beberapa kabupaten dan kota mencatat jumlah pengungsi yang cukup besar akibat kerusakan rumah dan akses jalan yang terputus.
Hingga saat ini, BNPB bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan pemerintah kabupaten/kota terus melakukan penanganan darurat. Langkah yang dilakukan meliputi pendataan lanjutan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, serta penyaluran bantuan logistik dan peralatan ke wilayah terdampak.













