Kabarminang — Kampung Ngalau Gadang di Nagari Limau Gadang, Kecamatan Bayang Utara, Pesisir Selatan, terisolasi karena satu-satunya jembatan menuju kampung tersebut hanyut diterjang banjir bandang pada Kamis (27/11). Akibatnya, kendaraan roda empat tidak bisa masuk ke kampung itu. Karena itu, ekonomi masyarakat kampung tersebut lumpuh.
Hal itu dikatakan oleh Wali Nagari Limau Gadang, Joharsah, saat diwawancarai Kabarminang.com pada Sabtu (20/12). Ia mengatakan bahwa roda ekonomi di Ngalau Gadang digerakkan oleh hasil pertanian, yaitu kulit kayu manis, cabai rawit, cabai keriting, dan padi. Ia menyebut bahwa komoditas pertanian tersebut tidak bisa dibawa keluar kampung itu sehingga tidak bisa dijual.
“Kini Ngalau Gadang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Masyarakat membuat jembatan darurat selebar satu meter dari kayu. Jembatan itu sulit dan berbahaya dilalui sepeda motor,” ujar Joharsah.
Joharsah menginformasikan bahwa Ngalau Gadang dihuni oleh 168 kepala keluarga atau 678 jiwa. Dari jumlah tersebut, katanya, 45 kepala keluarga atau 154 orang mengungsi di aula Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) Kantor Camat Bayang Utara. Ia menginformasikan bahwa pengungsi tersebut merupakan warga yang rumahnya hanyut dilanda banjir bandang, warga yang rumahnya ditimpa tanah longsor, dan warga yang rumahnya berada di zona merah tanah longsor.
“Ada 10 rumah yang hilang dan rusak berat: 4 rumah yang hanyut, 2 rumah diterjang banjir, dan selebihnya ditimpa tanah longsor. Sementara itu, rumah lainnya yang berada di zona merah, ada yang pondasinya sudah turun atau rusak berat sehingga rumah itu tidak bisa dihuni lag,” tutur Joharsah.
Perihal jembatan yang hanyut, Joharsah mengatakan bahwa jembatan tersebut merupakan jembatan beton permanen sepanjang sekitar 20 meter. Ia menyebut bahwa jembatan itu menghubungkan Kampung Ngalau Gadang dengan Kampung Limau-Limau. Akibat putusnya jembatan itu, katanya, seperempat wilayah Limau-Limau juga terisolasi.
Joharsah menyampaikan bahwa masyarakat berharap pemerintah membangun jembatan beton sebagai penghubung kedua kampung itu agar ekonomi masyarakat Ngalau Gadang hidup kembali. Selain itu, katanya, jembatan itu diperlukan untuk kebuhan pendidikan.
“Di Ngalau Gadang ada sebuah sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Sebagian besar gurunya tinggal di luar Ngalau Gadang dan menggunakan jembatan untuk menuju kampung tersebut,” ucap Joharsah.













