Kabarminang – Bupati Padang Pariaman, Jhon Kenedi Azis, menyebut banjir dan longsor yang melanda daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir sebagai bencana terparah sepanjang sejarah.
“Bencana tahun ini adalah bencana terparah sepanjang sejarah yang mengakibatkan kemunduran pembangunan hingga setara 20 tahun ke belakang. Kerusakannya masif sekali, ini betul-betul memundurkan kita seperti 20 tahun ke belakang,” katanya kepada Sumbarkita, Rabu (3/12).
Ia menyebut terdapat 55 titik banjir dan tanah longsor yang tersebar di 15 kecamatan dan 43 nagari, yang membuat ribuan warga kehilangan rumah, akses, dan mata pencaharian.
“Skalanya luas, hampir tidak ada kecamatan yang tak terdampak,” ujarnya.
Ia mengatakan, data sementara sebanyak 14.400 jiwa tercatat terdampak langsung, sementara 2.991 jiwa harus mengungsi karena rumah mereka terendam atau berada di kawasan rawan. Kemudian 58 rumah rusak berat dan 30 rumah hanyut tersapu arus.
“Ribuan orang kehilangan tempat tinggal dalam sekejap, ini bukan situasi biasa,” sebutnya.
Selain rumah, 21 jembatan rusak, dan tujuh di antaranya putus total, termasuk 4 jembatan bentang panjang lebih dari 150 meter yang menjadi penghubung antarkawasan. Kemudian 10 ruas jalan terputus, 8 di antaranya amblas total. Kondisi ini membuat beberapa nagari terisolasi dan hanya dapat dijangkau melalui jalur darurat atau bantuan relawan.
“Ini bukan satu dua bulan perbaikan, ini pekerjaan bertahun-tahun,” ujarnya.
















