Kabarminang — Keluarga memasangkan pakaian pengantin pada jenazah Deki Fatriansyah (29 tahun), korban penusukan di Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok. Keluarga melakukan hal itu untuk menunaikan kehendak Deki yang ingin mengenakan pakaian pengantin dalam pernikahannya bulan depan.
Hal itu disampaikan oleh Syafriamon (38), kakak Deki. Ia mengatakan bahwa menurut adat di sana, jika ada orang yang akan menikah dalam waktu dekat, lalu orang itu meninggal dunia sebelum menikah, jenazahnya dipasangkan pakaian pengantin.
“Keluarga mengabulkan keinginan almarhum untuk memakai pakaian pengantin. Niat itu nazar yang harus dibayar,” ujar Syafriamon, anak paman (mamak) kandung korban, kepada Kabarminang.com pada Kamis (20/11).
Syafriamon mengatakan bahwa pakaian pengantin yang dikenakan pada jenazah Deki direncanakan untuk digunakan dalam akad nikahnya. Namun, katanya, Deki tidak bisa mengenakan pakaian itu nanti karena ia meninggal dunia di Rumah Sakit Tentara Kota Solok setelah ditusuk oleh seorang remaja yang ditegurnya karena mengendarai sepeda motor dengan kencang.
Syafriamon menginformasikan bahwa keluarga memasangkan pakaian pengantin itu pada jenazah Deki pada Selasa (18/11) pagi sebelum dimandikan. Ia menyebut bahwa jenazahnya dikebumikan pada pukul 11.30 WIB.
Hal lain yang membuat kematian Deki terasa makin pilo oleh keluarganya selain ia meninggal dalam waktu yang berdekatan dengan waktu pernikahannya, kata Syafriamon, ialah bahwa Deki akan diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) paruh waktu di Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDABK) Sumbar. Ia mengatakan bahwa Deki dinyatakan lulus sebagai PPPK paruh waktu setelah sekian lama menjadi tenaga honorer di dinas tersebut.
Kematian Deki, kata Syafriamon, memperdalam kesedihan keluarganya. Ia menyebut bahwa ayah Deki belum genap seratus hari meninggal dunia, dan kini Deki juga meninggal hanya karena menegur remaja yang mengendarai sepeda motor.
Syafriamon berharap kepada aparat penegak hukum untuk menghukum pembunuh adiknya dengan hukuman yang berat agar keluarganya mendapatkan keadilan atas kematian adiknya.
















