Kabarminang – Pemerintah Kota (Pemko) Padang terus mematangkan pelaksanaan Drill Menghadapi Gempa Bumi Berpotensi Tsunami yang dijadwalkan berlangsung pada 5 November 2025 mendatang.
Sedikitnya 200 ribu warga yang tinggal dan beraktivitas di zona merah tsunami akan dilibatkan dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana berskala besar tersebut.
Sebagai bagian dari persiapan, workshop Drill Menghadapi Gempa Bumi Berpotensi Tsunami digelar di Gedung Youth Centre, Selasa (21/10/2025).
Wali Kota Padang Fadly Amran menegaskan, latihan ini merupakan langkah strategis untuk memastikan kesiapan seluruh lapisan masyarakat menghadapi potensi bencana besar di masa depan.
“Berdasarkan tulisan di National Geographic Indonesia edisi pertama, Kota Padang disebut sebagai kota dengan potensi risiko tsunami tertinggi di dunia jika ditinjau dari jumlah penduduk yang berada di pesisir pantai. Dari satu juta jiwa penduduk Padang, sekitar 60 persen beraktivitas di kawasan perkiraan landaan tsunami. Untuk itu, kesiapsiagaan menjadi sangat penting,” ujar Fadly Amran.
Ia menjelaskan, Kajian Risiko Bencana Kota Padang Tahun 2023 mencatat bahwa dampak tsunami berpotensi mengancam 8 kecamatan dan 55 kelurahan, dengan 242.750 jiwa terpapar, termasuk 77.014 jiwa kelompok rentan dan 637 penyandang disabilitas.
“Pertanyaannya, seberapa siap kita jika bencana tsunami tersebut terjadi? Jawabannya ada pada latihan dan simulasi ini. Workshop hari ini menggambarkan rencana evakuasi masing-masing unsur,” ucap Fadly.
Wali Kota menekankan pentingnya penyusunan rencana evakuasi detail dan terkoordinasi agar pergerakan warga tidak bertumpuk di jalur atau titik evakuasi yang sama.
“Puncaknya, Insya Allah pada 5 November nanti Kota Padang akan melaksanakan Tsunami Drill terbesar yang pernah dilakukan. Ditargetkan diikuti 200 ribu masyarakat di 55 kelurahan. Mohon dukungan semua pihak, dan simulasi mesti zero accident,” tegasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, menambahkan, workshop kali ini melibatkan berbagai unsur yang akan berperan langsung dalam pelaksanaan simulasi.
“Peserta yang hadir antara lain dari satuan pendidikan mulai TK, SD, hingga SMP sebanyak 217 orang; masyarakat yang terdiri dari Ketua RW di 8 kelurahan terdampak sebanyak 492 orang; serta perwakilan instansi, dunia usaha, rumah sakit, perbankan, dan perhotelan sebanyak 124 orang. Selain itu, dari OPD Kota Padang ada 88 orang. Jadi total peserta workshop mencapai 921 orang,” jelas Hendri.
Ia menyebutkan, fokus kegiatan kali ini adalah memastikan setiap instansi, lembaga, dan komunitas memiliki rencana serta peta evakuasi yang terintegrasi.
“Jika belum memiliki rencana evakuasi, akan kita bantu penyusunannya. Jika sudah, akan kita review bersama. Bisa saja ada yang beririsan atau berada di titik evakuasi yang sama. Dari situ akan kita evaluasi, apakah kapasitas lokasi evakuasi tersebut mencukupi atau perlu penyesuaian,” ujar Hendri.
















