Kabarminang – Pemerintah Kabupaten Agam resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul dugaan keracunan massal yang terjadi usai pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hingga Kamis pagi (2/10) sebanyak 86 orang dilaporkan mengalami gejala keracunan, mayoritas di antaranya adalah pelajar sekolah dasar.
Program MBG yang mendistribusikan 2.669 porsi makanan ke 27 sekolah di wilayah Agam berasal dari dapur umum di Nagari Kampung Tangah. Menu hari Rabu (1/10/2025), yakni nasi goreng, diduga menjadi penyebab utama insiden ini. Gejala yang dialami para korban meliputi mual, muntah, sakit perut, diare, dan pusing.
Dari data sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, korban terdiri dari 57 siswa, 6 guru, 2 orang tua siswa dan 21 warga lainnya yang belum secara resmi melapor
Sebanyak 16 orang saat ini masih dirawat di RSUD Lubuk Basung, sementara lainnya menjalani perawatan di rumah atau puskesmas setempat.
Bupati Agam, Benni Warlis bersama Forkopimda dan Tim Satgas, langsung turun ke lapangan dan mengunjungi korban di IGD RSUD Lubuk Basung pada Rabu malam. Pemerintah Kabupaten juga menghentikan sementara pelaksanaan Program MBG di seluruh wilayah yang menjadi indikator penyebaran keracunan.
Sebagai bagian dari penanganan KLB, Puskesmas Manggopoh ditetapkan sebagai posko utama, dilengkapi ambulans dan tim medis. Seluruh korban, baik yang terdaftar dalam BPJS maupun belum, mendapatkan penanganan medis secara gratis, dengan seluruh biaya ditanggung oleh Pemkab Agam.
Sementara itu, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Agam menyebut belum ada tambahan korban baru hingga Kamis pagi. Investigasi atas penyebab keracunan masih terus berlangsung.