Kabarminang – Suasana ricuh warnai aksi sejumlah guru honorer di Kantor DPRD Solok Selatan. Kericuhan itu terekam dalam sebuah video yang diunggah akun Facebook @YudiGamtel pada Senin (15/09/2025). Guru honorer tersebut mendesak pimpinan dewan memberikan jawaban atas hasil hearing dengan pemerintah daerah yang digelar beberapa hari sebelumnya.
Dalam rekaman terlihat seorang perempuan beradu mulut dengan aparatur sipil negara (ASN). “Gedung ini dibangun dengan uang rakyat, ada hak kami di sini,” ujar perempuan tersebut dengan nada tinggi.
Pernyataan itu langsung disambut massa lain dengan seruan senada. Sementara seorang ASN menimpali, dengan kata-kata bernada nanti uni-uni teraniaya gara-gara provokator ini.
Aksi tersebut merupakan buntut kekecewaan guru honorer yang dirumahkan pada tahap pertama. Mereka menuntut penjelasan dan kepastian mengenai status pengangkatan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Sebelumnya, ratusan guru honorer yang tergabung dalam Forum Guru Kategori 2 (K2) dan Guru Prioritas telah menyampaikan aspirasi dalam rapat dengar pendapat (hearing) bersama DPRD dan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, pada Jumat (12/09/2025).
Mereka meminta pemerintah daerah memperjuangkan hak agar para tenaga honorer bisa diangkat menjadi PPPK penuh waktu maupun paruh waktu. Kekecewaan para honorer juga mengemuka di media sosial. Seorang netizen dengan akun @Indra menuliskan komentar panjang di Facebook. Ia mempertanyakan alasan pemerintah daerah hanya di Solok Selatan yang merumahkan tenaga honorer dalam jumlah besar.
“Selamatkan dulu yang ini, Pak. Sudah 5–20 tahun mengabdi dengan harapan derajatnya diangkat, tiba-tiba dipudarkan dengan dirumahkan. Itu tidak hanya satu orang, melainkan ratusan bahkan ribuan,” tulisnya.
Netizen tersebut menilai kebijakan merumahkan guru honorer sama saja mengorbankan pengabdian masyarakat sendiri. Ia mendesak pemerintah daerah segera mencari solusi terbaik agar perjuangan panjang para honorer tidak berakhir sia-sia.