Kabarminang – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengumumkan telah membuka blokir terhadap lebih dari 100 juta rekening dormant atau rekening yang tidak aktif bertransaksi. Kebijakan ini dilakukan setelah proses evaluasi terhadap 122 juta rekening selama periode 15 Mei hingga 31 Juli 2025.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyampaikan bahwa pihaknya telah memberikan arahan resmi kepada perbankan untuk mencabut blokir tersebut. Prosedur reaktivasi sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing bank.
“Hingga saat ini, lebih dari 100 juta rekening atau sekitar 90 persen telah kembali aktif. Mayoritas rekening dormant tersebut tidak aktif dalam jangka waktu lima hingga 35 tahun,” ujar Ivan dalam keterangan tertulis yang dirilis melalui situs resmi PPATK, dikutip Selasa (12/8).
Ivan menjelaskan bahwa selama masa pemblokiran, PPATK mengkategorikan rekening-rekening tersebut berdasarkan tingkat risiko yang ditemukan. Hasil pemetaan risiko ini kemudian diserahkan sebagai rekomendasi kepada otoritas terkait untuk dijadikan acuan kebijakan.
PPATK berharap langkah ini dapat mencegah penyalahgunaan rekening dormant, termasuk praktik jual beli rekening yang marak terjadi. Ivan juga mengimbau masyarakat yang rekeningnya masih terblokir untuk segera menghubungi kantor cabang bank atau menggunakan layanan perbankan yang tersedia.
“Kami terus mendorong percepatan layanan reaktivasi rekening, sembari memastikan bahwa rekening yang dilepas benar-benar aman dari potensi penyalahgunaan,” tegas Ivan.
Sebelumnya, publik sempat dikejutkan dengan kebijakan pemblokiran massal rekening dormant oleh PPATK. Pemblokiran diberlakukan atas rekening yang tidak aktif minimal selama tiga bulan.
Kebijakan tersebut diambil menyusul ditemukannya sejumlah kasus penyalahgunaan rekening dormant, termasuk praktik jual beli rekening dan dugaan tindak pidana pencucian uang. Namun kebijakan itu menuai pro kontra di kalangan masyarakat.