Kabarminang — Seekor harimau Sumatera menyerang seorang pekerja borongan perawatan tanaman akasia di areal konsesi PT Arara Abadi, Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat (1/8) sekitar pukul 09.00 WIB.
Dikutip dari Mediacenter.riau.go.id, korban bernama Abdul Susanto (40), warga Desa Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Ia bekerja di bawah naungan PT Theo Charles Ertilizer. Saat diserang harimau, ia tengah berada di lokasi untuk menyemprot gulma di Petak 178 Kanal 9, Distrik Merawang, Kecamatan Teluk Meranti, bersama dua rekannya, Ridwan Firdaus (42) dan Ujang (45).
Kepala Polres Pelalawan, AKBP John Louis Letedara, menginformasikan bahwa kejadian itu berlangsung secara tiba-tiba. Ia menyebut bahwa saat diserang harimau, korban berteriak keras, dan harimau itu pun mengaum. Suara tersebut, kata Jhon, mengejutkan kawan-kawan korban.
“Begitu mendengar teriakan dan suara harimau, kedua saksi yang berjarak sekitar sepuluh meter langsung berlari ke arah korban sambil berteriak untuk mengusir satwa buas tersebut,” tutur John.
John mengatakan bahwa korban langsung digendong sejah 300 meter kea rah kanal terdekat setelah harimau menjauh. Setelah itu, katanya, korban dibawa dengan perahu ketinting ke Klinik Distrik Merawang untuk mendapat pertolongan pertama.
“Korban menderita luka cukup serius. Sekitar pukul 10.30 WIB korban dirujuk ke Puskesmas Teluk Meranti menggunakan ambulans perusahaan. Setelah itu, korban dirujuk ke RSUD Selasih Pelalawan untuk penanganan medis lanjutan,” tuturnya.
Dari hasil pemeriksaan medis, kata John, korban mengalami luka serius di beberapa bagian tubuh, terutama kepala dan lengan. Ia menyebut bahwa kepala kiri korban robek berukuran 8 x 4 cm, dan luka panjang masing-masing 20 cm dan 15 cm di bagian kepala kanan. Selain itu, pelipis kanan korban mengalami luka robek berukuran 3 x 3 cm. Luka lainnya ditemukan di leher dengan berbagai ukuran 3 x 1 cm, 5 x 1 cm, dan 1 x 1 cm.
“Luka korban paling parah pada lengan kanan bagian atas korban mengalami patah tulang. Luka tambahan juga terdapat di bahu kanan, baik bagian depan maupun belakang,” ucapnya.
Pihaknya telah mengambil keterangan saksi-saksi dan melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau serta pihak perusahaan terkait dengan serangan harimau itu. Pihaknya dan BKSDA akan memeriksa jejak dan potensi keberadaan harimau tersebut di sekitar lokasi untuk mengambil langkah antisipasi demi keselamatan para pekerja lainnya.
Untuk mencegah serangan itu terjadi, John mengimbau masyarakat, khususnya para pekerja yang beraktivitas di area sekitar hutan atau konsesi industri kehutanan, untuk lebih waspada terhadap kemungkinan keberadaan satwa liar. Ia meminta warga melapor kepada pihak yang berwenang kalau melihat tanda-tanda keberadaan harimau atau satwa liar lainnya supaya penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.