Kabarminang – Pemerintah Kota Pariaman kembali menggelar pelatihan keterampilan kerja luar negeri bagi pemuda setempat. Sebanyak 25 peserta mengikuti pelatihan bahasa dan budaya Jepang sejak awal Juni 2025. Program ini bertujuan mempersiapkan mereka bekerja ke luar negeri melalui skema mandiri, khususnya ke Jepang lewat jalur Tokutei Ginou.
Pelatihan yang dijadwalkan berlangsung hingga Agustus 2025 ini difasilitasi oleh Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP-TK) Kota Pariaman. Materi yang diberikan mencakup pengenalan bahasa Jepang dan pemahaman budaya kerja di negara tersebut.
“Bekal ini penting, supaya mereka tidak hanya bisa bicara, tapi juga memahami etika dan cara kerja masyarakat Jepang,” kata Kepala Dinas DPMPTSP-TK, Gusniyetti Zaunit, pada Rabu (16/7/2025).
Namun, pelaksanaan pelatihan ini menuai sejumlah pertanyaan, terutama terkait efektivitasnya dalam mengatasi masalah pengangguran terbuka di Kota Pariaman.
Berdasarkan pantauan Sumbarkita, program serupa telah beberapa kali digelar sebelumnya, termasuk untuk negara tujuan Korea Selatan dan Timur Tengah. Namun, belum ada data resmi yang menjelaskan berapa banyak peserta yang benar-benar berhasil bekerja di luar negeri dan kembali dengan peningkatan taraf ekonomi.
Program pelatihan kali ini pun menggunakan jalur mandiri, artinya seluruh pembiayaan dan proses keberangkatan menjadi tanggung jawab peserta. “Banyak yang kini menyiapkan diri secara mandiri. Kami hanya fasilitasi pelatihan dasar,” ujar Gusniyetti.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas program: apakah pelatihan ini sekadar formalitas atau mampu memberikan solusi konkret? Mengingat jumlah peserta hanya 25 orang dalam durasi dua bulan, dampaknya terhadap ribuan pencari kerja di Pariaman dinilai sangat terbatas.
Selain itu, terdapat persoalan ketimpangan akses. Jalur mandiri dinilai hanya bisa dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki modal, informasi, dan koneksi. Sementara calon pekerja dari kalangan ekonomi lemah yang justru paling membutuhkan berpotensi tertinggal.