Kabarminang.com – Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman menerima kunjungan Tim Verifikasi Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Senin (16/6). Tim yang dipimpin oleh Maestro Rita Malini itu disambut langsung oleh Wali Kota Pariaman, Yota Balad, di rumah dinas wali kota.
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka verifikasi lapangan terhadap usulan Batik Sampan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2025, sekaligus mempererat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelestarian budaya lokal.
Wali Kota Pariaman, Yota Balad, menyampaikan apresiasi atas kedatangan tim verifikasi dan menegaskan komitmen Pemko dalam mendukung pelestarian budaya sebagai bagian dari pengembangan pariwisata daerah.
“Saya bangga Kota Pariaman berhasil melewati tahapan administrasi dan kini masuk tahap verifikasi lapangan untuk WBTbI 2025. Batik Sampan adalah salah satu kekayaan budaya kita yang memiliki nilai sejarah dan ekonomi tinggi,” ujar Yota.
Menurutnya, Pariaman memiliki potensi besar sebagai kota tujuan wisata berbasis budaya dan sejarah. Sebagai salah satu titik awal penyebaran Islam di Sumatera Barat dan memiliki sejumlah cagar budaya, upaya pelestarian warisan takbenda menjadi langkah strategis untuk memperkuat identitas daerah.
“Pengakuan terhadap Batik Sampan sebagai WBTbI bukan hanya soal prestise, tetapi juga memperkuat posisi Pariaman sebagai destinasi budaya yang menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara,” tambahnya.
Kepala Disparbud Kota Pariaman, Ferialdi, menjelaskan bahwa tim verifikasi telah meninjau langsung lokasi produksi Batik Sampan di Desa Sungai Kasai, Kecamatan Pariaman Selatan. Selain melihat proses pembuatan batik, tim juga melakukan pendalaman sejarah dan asal-usulnya bersama para tetua adat setempat.
“Verifikasi ini mencakup aspek historis, teknik pembuatan, serta nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Batik Sampan. Ini adalah bagian dari upaya kita bersama untuk melestarikan kekayaan budaya daerah,” jelas Ferialdi.