Kabarminang – Gelombang demonstrasi besar-besaran yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia sejak Kamis, 28 Agustus hingga 31 Agustus 2025, menyisakan luka mendalam.
Demonstrasi yang awalnya merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap anggota DPR RI, kemudian meluas menjadi kemarahan terhadap aparat kepolisian.
Aksi unjuk rasa dilaporkan ricuh di sejumlah daerah, menyebabkan kekerasan, kerusuhan, hingga jatuhnya korban jiwa.
Dihimpun dari berbagai sumber, sedikitnya tercatat tujuh orang dilaporkan tewas dalam rangkaian demonstrasi tersebut. Para korban berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pengemudi ojek online, staf pemerintahan, mahasiswa, hingga warga biasa yang tidak ikut aksi.
Sejumlah korban meninggal akibat bentrokan langsung, kekerasan oleh aparat, hingga insiden kebakaran saat kerusuhan. Berikut ini daftar lengkap para korban jiwa berdasarkan data yang dihimpun hingga Selasa (2/9):
1. Affan Kurniawan (Jakarta)
Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, tewas setelah dilindas kendaraan taktis milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Barat, pada malam 28 Agustus.
2. Muhammad Akbar Basri (Makassar)
Akbar, staf Humas DPRD Makassar, menjadi korban kebakaran di gedung DPRD Makassar yang terjadi pada 30 Agustus. Ia sempat berhasil keluar dari kobaran api, namun kembali masuk ke dalam untuk menyelamatkan rekannya, Sarinawati. Keduanya tewas terjebak di dalam gedung.
3. Sarinawati (Makassar)
Staf administrasi DPRD Makassar, Sarinawati (26), mengalami luka bakar parah dalam insiden kebakaran gedung DPRD dan dinyatakan meninggal setelah sempat dievakuasi ke RS Bhayangkara. Jenazahnya dimakamkan di kampung halamannya di Bone.
4. Syaiful Akbar (Makassar)
Syaiful Akbar (46), yang menjabat sebagai Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, juga tewas dalam kebakaran gedung DPRD saat menjalankan tugas. Atas dedikasinya, Badan Kepegawaian Negara memberikan penghargaan kenaikan pangkat anumerta.
5. Rusdamiansyah (Makassar)
Driver ojek online berusia 25 tahun ini dikeroyok massa saat menyaksikan aksi demonstrasi di depan Universitas Bosowa, Makassar, pada 29 Agustus malam. Ia diteriaki sebagai intelijen sebelum akhirnya diserang. Rusdamiansyah sempat menjalani operasi, namun meninggal dunia keesokan harinya.
6. Rheza Sendy Pratama (Yogyakarta)
Mahasiswa semester lima Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta ini meninggal dunia setelah terlibat dalam aksi demonstrasi di depan Polda DIY pada 31 Agustus. Rheza sempat mendapatkan resusitasi jantung-paru di RSUP Dr. Sardjito, namun dinyatakan meninggal dunia pada pukul 07.06 WIB. Keluarganya menemukan luka-luka di tubuh korban.
7. Sumari (Solo)
Sumari (60), seorang tukang becak, meninggal dunia setelah diduga terpapar gas air mata saat tidur di becaknya di kawasan Pasar Gede, Solo, pada malam 29 Agustus. Ia mengalami serangan jantung dan sesak napas. Sumari diketahui memiliki riwayat asma dan jantung. Ia dievakuasi warga dan akhirnya dimakamkan di kampung halamannya di Pacitan, Jawa Timur.
Selain tujuh korban tewas, ratusan warga mengalami luka-luka dalam bentrokan yang terjadi di Jakarta, Makassar, Yogyakarta, dan Solo.