“Saya datang untuk menanyakan alasan kepala sekolah mengeluarkan anak saya karena dia mengeluarkan anak saya secara sepihak. Dia tidak memberi tahu wali murid, komite sekolah, wali nagari, dan dinas pendidikan. Tapi, dia malah menyuruh saya pergi dan melarang saya memvideokannya sehingga terjadi adu mulut,” ujarnya.
Ayu kemudian mengunggah video yang direkamnya di akun Facebook-nya, Ayu Zah. Video itu berisi rekamannya bertanya secara baik-baik kepada sekolah, kepala sekolah mengusir dan melarangnya mengambil video, hingga pertengkarannya dengan kepala sekolah. Video itu viral di media sosial dan mendapatkan banyak tanggapan dari warganet.
“Dia mungkin marah karena saya mengatakan kepadanya bahwa surat pemberhentian siswa itu sudah saya kirimkan ke dinas pendidikan, padahal tidak saya berikan,” ucap Ayu.
Setelah video tersebut viral, kata Ayu, Dinas Pendidikan Pesisir Selatan mengadakan pertemuan dengan semua wali murid, komite sekolah, anggota DPRD daerah pemilihan setempat, dan wali nagari. Dalam rapat tersebut, kata Ayu, kepala sekolah mengungkapkan alasannya mengeluarkan kelima siswa tersebut dari sekolah, yaitu nakal.
Ayu mengakui bahwa anaknya nakal. Ia mengklaim bahwa sebagian besar siswa di SD tersebut nakal. Namun, ia menuding bahwa siswa nakal lantaran guru-guru di SD itu sering berkata kasar kepada siswa, seperti mengatakan, “Oi, ndak ka baraja ang do? Kalau ndak ka baraja, ndak baranti” dan “Oi, kanciang, masuaklah ka kelas.”
“Dalam rapat itu kepala sekolah mengatakan bahwa siswa nakal sering keluar masuk kelas untuk pergi ke sungai di belakang sekolah. Padahal, siswa pergi ke sungai untuk buang air kecil karena air di WC di sekolah itu tidak mengalir,” tuturnya.
Dalam rapat itu, Ayu meminta sambil menangis kepada Dinas Pendidikan agar anaknya diperbolehkan untuk bersekolah dan mengikuti ujian. Ia ingin anak bersekolah hingga jenjang yang lebih tinggi agar punya masa depan yang bagus.
“Saya tidak ingin anak berhenti sekolaah seperti saya. Saya dulu berhenti sekolah karena factor ekonomi. Saya takut anak saya berhenti sekolah karena banyak anak yang berhenti sekolah menjadi preman,” ucapnya.
Kabarminang.com sedang berusaha untuk menghubungi Kepala SDN 34 Siguntur Tua guna meminta tanggapannya atas berita ini. Kabarminang.com akan menerbitkan tanggapan dari kepala sekolah tersebut pada berita selanjutnya.
View this post on Instagram