Kabarminang — Suatu sore pada pertengahan 2024 seorang pria mendatangi kedai Deno Vernando (38), agen Lapau Nagari, di Jalan Tanjung Berok No. 3, Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang. Sore itu pria berusia sekitar 50 tahun tersebut harus mentransfer uang Rp250 juta kepada seseorang untuk membeli mobil bekas. Jika ia tidak mentransfer, mobil yang ia pesan akan dibeli orang lain.
Pria itu tidak punya pilihan lain kecuali mentransfer lewat agen Lapau Nagari karena kantor bank sudah tutup. Sementara itu, ia tidak bisa mentransfer dana lewat ATM dalam jumlah sebanyak itu.
“Untung ada Lapau Nagari,” kata Deno menirukan ucapan pria tersebut saat bercerita kepada Kabarminang.com tentang manfaat keberadaan Lapau Nagari dan kelebihan mesin EDC (mesin gesek) Bank Nagari daripada mesin EDC bank lain, Selasa (11/3/2025).
Deno menceritakan maksud pria itu mengatakan “untung ada Lapau Nagari”. Menurutnya, hal itu merupakan ungkapan kelebihan agen laku pandai, dalam hal itu agen Lapau Nagari, daripada kantor bank karena agen laku pandai melayani nasabah sampai malam, sedangkan kantor bank hanya melayani nasabah hingga pukul 16.00 WIB.
Ungkapan “untung ada Lapau Nagari”, kata Deno, juga dapat ditafsirkan sebagai kelebihan mesin EDC Bank Nagari daripada mesin EDC bank lain. Ia mengatakan bahwa mesin EDC Bank Nagari bisa mentransfer dana maksimal Rp500 juta sehari dengan satu kartu dengan kelipatan Rp100 juta maksimal per transfer.
“Empat jempol untuk mesin EDC Bank Nagari soal jumlah transfer. Mesin EDC lain hanya bisa mentransfer dana maksimal Rp10 juta per hari,” ucap Deno.
Deno mengatakan bahwa pria itu mentransfer dana Rp250 juta dengan mesin EDC Bank Nagari di kedai Deno sebanyak tiga kali dengan kelipatan Rp100 juta, Rp100 juta, dan Rp50 juta.
Usut punya usut, pria itu mentransfer dana melalui agen Lapau Nagari karena tidak punya Ollin, aplikasi m-banking milik Bank Nagari. Deno menjelaskan bahwa walau transaksi dengan m-banking sangat cepat dan bisa dilakukan di mana saja, banyak orang berusia 40 tahun ke atas yang tidak menggunakan m-banking karena takut terjebak tautan palsu (link phishing). Berdasarkan cerita banyak nasabahnya yang berusia paruh baya ke atas, Deno mengatakan bahwa mereka takut terjebak tautan palsu, yang dikirimkan lewat WhatsApp, yang membuat saldo di rekening terkuras habis seketika.
Tautan palsu, kata Deno, dapat berupa aplikasi paket, undangan pesta pernikahan, dan yang terbaru, aplikasi pembayaran pajak. Berdasarkan cerita nasabah Deno, banyak orang berusia tua yang tidak bisa membedakan tautan asli dengan tautan palsu, yang merupakan penipuan.
“Kena link phishing, saldo disedot secara otomatis. Lebih aman transaksi pakai kartu ATM,” tuturnya.
Untuk mendapatkan mesin EDC Bank Nagari, Deno menyetor Rp3 juta kepada Bank Nagari sebagai jaminan dengan sistem kerja sama. Jika agen laku pandai tidak bekerja sama lagi, kata Deno, mesin dikembalikan ke Bank Nagari dan uang Rp3 juta dikembalikan ke agen Bank Nagari Link tersebut.
“Saya tidak merasa rugi menitip uang Rp3 juta untuk mendapatkan mesin EDC karena banyak kelebihannya. Mesin EDC Bank Nagari memudahkan nasabah yang tidak menggunakan m-banking untuk bertransaksi dalam jumlah besar,” tuturnya.
Dari transfer Rp250 juta, yang dilakukan pria yang akan membeli mobil itu, Deno hanya mengambil keuntungan Rp15 ribu. Deno memasang tarif Rp5.000 untuk transfer menggunakan kartu ATM milik nasabah dari transfer minimal hingga transfer maksimal Rp100 juta.
“Saldo nasabah terdebit alias berkurang Rp10 ribu jika mentransfer ke bank lain menggunakan kartu ATM pribadinya pada mesin EDC Bank Nagari. Dari Rp10 ribu itu, saya mendapatkan komisi Rp3.500 dari Bank Nagari. Jadi, dari satu kali transfer menggunakan kartu ATM nasabah, saya mendapatkan keuntungan Rp8.500, yaitu Rp3.500 komisi dari Bank Nagari, Rp5.000 dari nasabah,” ujarnya.
Sementara itu, jika transfer menggunakan kartu ATM Deno ke sesama rekening Bank Nagari, ia mendapatkan komisi Rp1.000 dari bank dan upah Rp5.000 dari nasabah. Adapun jika transfer ke rekening bank lain dengan kartu ATM Bank Nagari Deno, ia mengenakan tarif Rp5 ribu untuk transfer dari Rp10 ribu sampai Rp1,9 juta, tarif Rp10 ribu untuk transfer dari Rp2 juta sampai Rp4,9 juta, dan tarif Rp15 ribu untuk transfer dari Rp5 juta hingga Rp7,9 juta.
Deno menjadi agen Lapau Nagari sejak 2022. Ia tertarik menjadi agen karena waktu itu belum banyak agen Lapau Nagari di daerah Berok. Ia mengklaim diri sebagai agen Lapau Nagari pertama di sana.
Deno merupakan agen Lapau Nagari binaan Kantor Ban Nagari Cabang Siteba. Akunnya tercatat sebagai agen laku pandai Bank Nagari dengan nama Nurlela, nama ibunya. Ketika nama Lapau Nagari diganti menjadi Bank Nagari Link pada 24 Februari 2025, nama agennya menjadi Agen Bank Nagari Link Nurlela.
Meskipun jarak kedainya dekat dengan Kantor Bank Nagari Cabang Siteba, Deno yakin bahwa banyak orang yang akan bertransaksi di kedainya sebab malas antre di bank dan ATM, juga karena tidak semua orang yang menggunakan m-banking karena takut terjebak penipuan tautan palsu.
“Rata-rata nasabah saya usia 40 tahun ke atas karena mereka tidak punya m-banking,” katanya.
Di kedai Bank Nagari Link Deno, transaksi terbanyak ialah transaksi pribadi alias transaksi yang dilakukan oleh agen, seperti membayar tagihan listrik, tagihan PDAM, transfer sesama rekening bank, transfer beda bank. Rata-rata nominal transaksi pribadi di kedainya Rp75 juta setahun dengan rata-rata 720 transaksi setahun. Sementara itu, nominal transaksi di kedainya dari kartu ATM nasabah Bank Nagari minimal Rp250 juta setahun.
Adapun nilai transaksi paling dominan di kedainya ialah Rp100 ribu sampai Rp1,9 juta. Deno menyebut bahwa transaksi besar di kedainya tidak terlalu sering meskipun tidak jarang juga.
Agen dengan Poin Transaksi Terbanyak
Oki Pratama Jelpa (39), agen Bank Nagari Link di Pesisir Selatan, juga merasakan manfaat mesin EDC Bank Nagari, yang bisa digunakan untuk transfer dalam jumlah besar. Karena kemampuan mesin itu, banyak orang yang memilih transfer di atas Rp10 juta di kedainya di Kampung Rawang Gemulau, Nagari Simpang Lama Inderapura, Kecamatan Pancung Soal.
“Di kedai saya ada orang yang transfer sampai Rp120 juta. Di agen (laku pandai) lain tidak bisa transfer besar. Karena itu, orang di sini memilih transfer di kedai saya,” tuturnya.
Oki hanya mengambil keuntungan Rp50 ribu dari transfer Rp100 juta. Ia memang menetapkan tarif kecil untuk transfer daripada agen laku pandai bank lain. Ia menyebutkan bahwa di kedainya, transfer sesama rekening Bank Nagari senilai Rp20 ribu sampai Rp2 juta tarifnya Rp5 ribu, transfer Rp2 juta sampai Rp10 juta tarifnya Rp10 ribu, transfer Rp10 juta sampai Rp20 juta tarifnya Rp15 ribu, transfer Rp20 juta sampai Rp100 juta tarifnya Rp20 ribu.
“Transfer Rp100 juta ke atas, tarifnya naik Rp5 ribu per Rp10 juta,” ucap Oki.
Sementara itu, transfer di agen laku pandai bank lain di nagari itu, kata Oki, agak mahal. Ia mengatakan bahwa rata-rata di agen bank lain transfer senilai Rp20 ribu sampai Rp2 juta tarifnya Rp10 ribu, transfer Rp2 juta sampai Rp10 juta tarifnya Rp15 ribu sampai Rp20 ribu.
“Banyak orang bertransaksi keuangan di tempat saya karena tarifnya murah. Prinsip saya: biar untung kecil asalkan banyak transaksi. Makin banyak transaksi, makin banyak poin yang didapatkan,” ucapnya.
Karena itu, bukan hal yang mengherankan bahwa transaksi di kedai Oki sangat banyak tiap tahun. Ia merupakan agen Bank Nagari Link periah poin transaksi terbanyak sejak 2022 hingga 2024. Pada 2024 ia mendapatkan 13 ribu lebih poin transaksi dengan transaksi di atas 1.000 transaksi. Dengan transaksi tersebut, nominal transaksi di kedainya hampir Rp2 miliar. Ia mendapatkan komisi (komisi dari Bank Nagari dan nasabah) dari transaksi tersebut rata-rata sekitar Rp6 juta per bulan.
“Saya mendapatkan hadiah jalan-jalan ke Malaysia oleh Bank Nagari pada 17—19 Februari 2025,” katanya.

Oki menjadi peraih poin transaksi terbanyak karena transaksi paling banyak di kedainya ialah transaksi pembayaran, pembelian, dan pengisian saldo e-wallet. Ia mengatakan bahwa dari satu kali transaksi itu ia mendapatkan 5 poin. Sementara itu, dari tarik tunai ia hanya mendapatkan 2 poin, dari transfer sesama rekening Bank Nagari 2 poin, dan transfer rekening beda bank 1 poin. Ketiga transaksi tersebut tidak terlalu banyak di kedainya.
Oki menjadi agen sebulan setelah Lapau Nagari diluncurkan. Saat itu ia melayani nasabah hanya bermodalkan aplikasi Lapau Nagari. Dengan aplikasi itu, ia hanya bisa melakukan transaksi pembayaran dan pembelian. Setelah transaksinya terpantau banyak oleh Bank Nagari, ia dipinjamkan mesin EDC oleh Bank Nagari.
Peluang usaha bagi masyararakat
Pemimpin Grup Pengembangan Dana Jasa dan E-Bisnis Bank Nagari, Riko, mengatakan bahwa jumlah agen Bank Nagari Link berkembang pesat, dari 2.115 agen pada 2022 menjadi 3.285 agen pada 2023 hingga mencapai 4.407 agen pada 2024. Peningkatan jumlah agen itu, kata Riko, diiringi dengan peningkatan jumlah transaksi dan nominal transaksi di agen Bank Nagari Link. Ia menyebut bahwa pada 2022 terdapat 21.769 transaksi dengan nominal Rp14.295.630.993, lalu pada 2023 terdapat 90.282 transaksi dengan nominal Rp227.369.748.362, kemudian pada 2024 terdapat 330.550 transaksi dengan nominal Rp538.199.092.468.
“Keberadaan program laku pandai Bank Nagari Link membuka peluang usaha bagi masyarakat karena masyarakat bisa menjadi agen. Agen mendapatkan komisi dari Bank Nagari dan biaya dari nasabah,” ucapnya.
Selain itu, kata Riko, keberadaan agen Bank Nagari Link menambah nasabah Bank Nagari karena agen Bank Nagari Link juga nasabah Bank Nagari. Ia juga menyebut bahwa nasabah Bank Nagari bertambah karena keberadaan agen sebab masyarakat bisa membuka rekening basic saving account (BSA) di agen.
“Pada 2022 ada 272 rekening BSA di Bank Nagari. Pada 2024 naik menjadi 667 rekening BSA. Masyarakat yang tinggal jauh dari kantor Bank Nagari dimudahkan membuat rekening dengan adanya agen Bank Nagari Link,” katanya.