Nilai 13–15 menunjukkan kesadaran ringan, 9–12 sedang, dan 8 ke bawah tergolong koma berat.
Penurunan kesadaran seperti ini sering terjadi akibat paparan gas karbon monoksida, gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Gas ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna, misalnya dari alat pemanas air berbahan bakar gas di ruang tertutup tanpa ventilasi memadai.
Secara ilmiah, karbon monoksida mengikat hemoglobin dalam darah hingga 200 kali lebih kuat dibandingkan oksigen, membentuk senyawa karboksihemoglobin (COHb).
Hal ini menghambat distribusi oksigen ke jaringan tubuh, menyebabkan otak dan jantung kekurangan oksigen (hipoksia).
Kondisi inilah yang dapat memicu pusing, disorientasi, kehilangan kesadaran, hingga koma, seperti yang dialami Gilang.
Menurut literatur medis yang dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pasien yang mengalami paparan CO dengan GCS di bawah 11 berisiko mengalami gangguan neurologis lanjutan (Delayed Neurologic Sequelae) bila tidak ditangani segera dengan oksigen murni atau terapi hiperbarik.