Tapi, perayaan tidak berhenti sampai di situ. Malam harinya, masyarakat akan kembali berkumpul di masjid untuk memperingati Maulid atau hari kelahiran Syekh Shahul Hamid yang berlangsung selama 10 hari berturut-turut. Selama periode ini, surat Yasin dan pujian kepada Allah dibacakan. Puncak acara terjadi pada hari ke-10 dengan tradisi Arak Cendana. Tradisi ini juga menjadi acara akhir dari rangkaian tradisi Serak Gulo.
Serak Gulo tidak hanya menjadi perayaan tahunan, tapi juga simbol kebersamaan, toleransi, dan persaudaraan di Kota Padang. Serak Gulo tidak hanya melibatkan masyarakat India, tapi juga berbagai suku dan etnis lain yang turut merasakan kebahagiaan dalam satu perayaan besar.