“Tanpa izin, salah satu warga binaan mengambil sisa alkohol sebanyak 200 ml, awalnya untuk menghapus tato temannya. Namun, alkohol itu malah dicampur dengan minuman sachet, air, dan es batu, lalu diminum bersama-sama,” tuturnya.
Sementara itu, kasat Reskrim Polres Bukittinggi, AKP Idris Bakara, mengungkapkan pihaknya telah memeriksa enam orang saksi terkait insiden ini.
“Enam orang kami mintai keterangan, terdiri dari empat petugas Lapas dan dua narapidana yang menjadi korban,” ujarnya, Sabtu (3/5).
Menurut keterangan saksi, pesta tersebut berlangsung saat perayaan ulang tahun Lapas. Sebuah organ tunggal disewa untuk meramaikan acara. Namun, pesta berubah menjadi tragedi ketika sejumlah napi mengonsumsi minuman oplosan yang diduga mengandung alkohol hingga 70 persen.
“Ketika organ tunggal masih berlangsung, sebanyak 23 napi mulai muntah-muntah dan mengalami sakit perut. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit,” jelas Idris.
Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, termasuk empat botol kosong miras dan sisa zat kimia yang diduga digunakan untuk meracik minuman oplosan.
Penyidikan masih terus berlanjut guna mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam insiden mematikan ini.