Kabarminang — SMPN 1 Painan, Pesisir Selatan, berencana untuk menghapus kegiatan hiking (kelana alam) sebagai buntut dari tewasnya seorang siswi setelah mengikuti kegiatan itu pada Sabtu (1/11) siang.
Kepala SMPN 1 Painan, Linda Astuti, mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan rapat dengan komite sekolah dan orang tua murid sehubungan dengan rencana penghapusan kegiatan hiking itu. Ia menyebut bahwa kegiatan itu memang program sekolah tersebut.
“Kami akan menghapus program itu, tapi dirapatkan dulu,” ujar Tuti kepada Sumbarkita pada Senin (3/11).
Perihal meninggalnya siswi SMPN 1 Painan karena tenggelam di sungai, Tuti mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi setelah kegiatan hiking selesai karena peserta sudah sampai di tujuan. Ia menyebut bahwa setelah istirahat, salat, dan makan, empat siswi mandi-mandi di sungai.
Tuti menampik bahwa empat siswi yang mandi-mandi itu tidak diawasi oleh guru. Ia menyebut bahwa salah satu guru bahkan hampir mati ketika berusaha untuk menyelamatkan keempat siswi itu.
Perihal tenggelamnya empat siswi di sungai dekat Jembatan Lubuk Begalung, Nagari Aur Begalung Talaok, Kecamatan Bayang, Tuti meminta Kabarminang.com untuk meminta data dan laporan kepada kepolisian karena ia sudah menyerahkan data dan laporan kepada polisi.
“Kami mau pergi takziah. Minta laporannya kepada polisi,” tuturnya.
Kepala Polsek Koto XI Tarusan, Iptu Irfan Chandra, mengatakan bahwa hiking itu merupakan program OSIS SMPN 1 Painan bidang keagamaan bertema cinta lingkungan. Ia menyebut bahwa kegiatan itu dimulai pada Sabtu (1/11) pukul 10.30 WIB di pendakian Bukit Batu Hampa, Nagari Batu Hampa, Koto XI Tarusan, dan direncanakan berakhir di penurunan Bukit Padang Dama, Nagari Aur Begalung Talaok, Kecamatan Bayang.
















