Kabarminang – Kepala Dinas Pendidikan Sawahlunto, Asril, menyebut pelajar SMPN 7 Sawahlunto kelas VIII inisial BE yang ditemukan tewas tergantung di ruang kelasnya pada Selasa (28/10) siang bukan disebabkan oleh tindakan perundungan atau Bullying di lingkungan sekolah.
“Isu tentang perundungan itu tidak benar. Justru sebelum kejadian, anak ini sempat diajak jajan bersama oleh teman-temannya. Mereka juga terkejut dan terpukul dengan apa yang terjadi,” katanya saat dihubungi Sumbarkita, Rabu (29/10/2025).
Ia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian dan sekolah terkait kejadian tersebut. untuk memastikan penyebab kematian siswa tersebut.
“Hingga kini kami masih menunggu hasil investigasi dari polisi. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan teman-teman di lapangan untuk mengikuti perkembangannya,” ujarnya.
Ia menyebut, berdasarkan informasi dari pihak sekolah, korban dikenal sebagai anak yang berperilaku baik dan tidak memiliki masalah dengan siapa pun, baik dengan guru maupun teman-teman sekelasnya.
“Informasinya anak ini tidak pernah ada masalah di sekolah dengan teman-teman, orang tua, ataupun guru. Anaknya biasa-biasa saja, tidak ada yang menonjol atau aneh,” jelasnya.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah SMP untuk membahas peningkatan pengawasan terhadap anak-anak agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami sangat miris dengan kejadian ini, terutama karena terjadi di sekolah. Tentu akan dilakukan penguatan dan pembinaan, mungkin dengan mendatangkan psikolog atau ustaz untuk menyampaikan bahwa perbuatan seperti itu adalah dosa,” ujar Asril.














