Pada peringatan hari jadi ke-50 pada 1929, Padangsche Spaarbank memberikan bantuan keuangan kepada sejumlah instansi dan sejumlah lembaga pemerintahan. Tak tanggung-tanggung, jumlah bantuan yang dibagikan sebesar 10.000 Gulden. Pemberian bantuan ini menunjukkan bahwa Padangsche Spaarbank peduli terhadap kehidupan sosial dan ekonomi penduduk.
Masa Krisis
Ketika krisis ekonomi melanda pada 1930-an, banyak bank di Hindia-Belanda tumbang akibat penarikan besar-besaran dana oleh penduduk. Meski ikut terdampak, Padangsche Spaarbank mampu bertahan berkat bantuan dari De Javasche Bank. Bantuan ini tidak hanya diberikan selama masa krisis, tetapi juga berlanjut hingga masa setelahnya.
Masa Pendudukan Jepang dan Pasca-Kemerdekaan
Pada masa pendudukan Jepang, Padangsche Spaarbank diambil alih untuk kepentingan perang, seperti kebanyakan lembaga keuangan lainnya pada masa itu. Kemudian, pasca-kemerdekaan Indonesia, gedung bekas bank ini sempat difungsikan sebagai Kantor Bank Tabungan Negara (BTN) Sumatra Barat sebelum akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya pada 1998.