Kabarminang.com – Sejarah pers di Sumatera Barat mencatat banyak jejak penting, salah satunya adalah Sinar Soematra, surat kabar berbahasa Melayu yang terbit sejak 1905 hingga 1941 di Kota Padang. Didirikan oleh Lim Soen Hien, surat kabar ini berkembang pesat hingga menjadi salah satu media yang berpengaruh di zamannya.
Awal Berdiri dan Perjalanan Redaksi
Sinar Soematra pertama kali terbit sebagai nomor contoh pada 6 September 1905, dan mulai memiliki edisi regulernya pada 4 Oktober 1905. Awalnya, surat kabar ini hanya terbit dua kali seminggu, yakni setiap Rabu dan Sabtu, dengan empat halaman. Namun, sejak tahun 1914, surat kabar ini mulai terbit setiap hari, kecuali hari Minggu dan “hari yang dimuliakan”.
Dalam perjalanannya, Sinar Soematra telah mengalami beberapa kali pergantian pemimpin redaksi. Setelah Lim Soen Hien, kepemimpinan dipegang oleh Tan Soej Beng (1912–1914), Oeij Siauw Tjong (1914–1915), Phoa Tjhoen Hoay (1915), Giok Lan Nio (1915), dan Phoa Tjoen Hoat (1916–1918).
Salah satu periode penting dalam perjalanan Sinar Soematra adalah ketika dipimpin oleh Liem Koen Hian (1918–1921). Ia dikenal dengan sikapnya yang tegas dalam mempropagandakan nasionalisme Tionghoa serta menentang kebijakan kolonial yang menyatakan bahwa warga Tionghoa di Indonesia adalah pendukung Belanda. Setelah berhenti dari jabatannya, Lim Koen Hian hijrah ke Surabaya dan memimpin Pewarta Soerabaia.
Dari Lim Koen Hian, kepemimpinan berpindah ke Jap Gim Sek (1925–1930). Pada 1926, jurnalis Parada Harahap mencatat bahwa Sinar Soematra memiliki redaktur dari berbagai latar belakang etnis, termasuk A. van Tijn, P.H. Bok, dan Abisin Abbas. Hal ini menunjukkan bahwa Sinar Soematra adalah surat kabar yang fleksibel dan menerima berbagai kelompok masyarakat tanpa pandang bulu.
Pada tahun-tahun terakhir sebelum berhenti terbit, Sinar Soematra dipimpin oleh Boerhanoeddin (1937–1938) dan A.M. Dt. Sinaro (sekitar 1940).
Isi dan Peran Sosial
Sebagai salah satu media berpengaruh pada masanya, Sinar Soematra memiliki struktur halaman yang khas. Setiap edisi menampilkan tanggal berdasarkan tiga sistem kalender: Masehi, Hijriyah, dan Jawa. Surat kabar ini terdiri dari delapan halaman yang dibagi dalam dua bagian utama: