Kabarminang – Prosesi ritual Basapa di Kabupaten Padang Pariaman resmi dibuka pada Rabu (13/8), ditandai dengan upacara pembukaan yang berlangsung di halaman Masjid Agung Syekh Burhanuddin, Nagari Manggopoh, Kecamatan Ulakan Tapakis.
Acara yang dihadiri ribuan jemaah dari berbagai daerah ini menjadi momentum istimewa dengan kehadiran perwakilan Gubernur Sumatera Barat, yakni Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Dr. Jerfinal Arifi.
Dalam sambutannya, Jerfinal menekankan bahwa Basapa bukan sekadar tradisi, melainkan manifestasi kearifan lokal yang sarat nilai keagamaan dan budaya.
“Kita mengenal Syekh Burhanuddin, dan prosesi seperti ini menjadi bukti bagaimana tradisi mampu memadukan nilai agama dan budaya. Kegiatan kali ini bahkan menjadi yang pertama dilaksanakan secara seremonial oleh Bupati John Kenedy Azis,” ungkap Jerfinal.
Ia juga menyampaikan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terhadap pelestarian tradisi Basapa. Salah satu bentuk konkret dukungan itu adalah pengusulan makam Syekh Burhanuddin sebagai cagar budaya nasional, yang akan diverifikasi oleh tim ahli dari pusat pada 20 Agustus mendatang.
Sementara itu, Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis menyampaikan bahwa ritual Basapa merupakan warisan budaya yang telah berlangsung secara turun-temurun selama ratusan tahun, dan menjadi identitas unik masyarakat Padang Pariaman.
“Di balik semaraknya Basapa, tersimpan pesan luhur: nilai kebersamaan, gotong royong, penghormatan kepada ulama, serta nilai religius. Pemerintah Kabupaten berkomitmen menjaga agar Basapa tetap menjadi kebanggaan sekaligus daya tarik wisata religi dan budaya yang bernilai tinggi,” ujarnya.
Tokoh masyarakat Ulakan, Dr. Alianis atau akrab disapa Uniang Anih, turut menegaskan pentingnya menjaga esensi dari ritual Basapa. Menurutnya, tradisi ini telah mengakar sejak berdirinya Nagari Ulakan dengan Syekh Burhanuddin sebagai figur sentral dalam penyebaran Islam di Sumatera Barat.
“Melalui pendekatan budaya, beliau berhasil mengembangkan Islam di Sumbar. Kita harus memastikan Basapa berlangsung aman dan tertib, karena pesertanya tidak hanya dari Sumbar, tapi juga dari Malaysia dan Brunei,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar tidak ada aktivitas yang bertentangan dengan nilai-nilai religius yang menjadi inti dari prosesi Basapa.
“Intinya adalah proses mendekatkan diri kepada Allah SWT. Basapa juga memiliki potensi besar sebagai kegiatan ekonomi, ibadah, dan budaya yang harus terus dikembangkan,” tegasnya.
Acara pembukaan turut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, unsur Forkopimda, perangkat daerah, Kepala Kemenag, Ketua Baznas, Direktur PDAM, alim ulama, cadiak pandai, niniak mamak, dan para undangan lainnya. Rangkaian kegiatan ditutup dengan penampilan salawat Jibril dan salawat Busro dari Majelis Taklim Masjid Syekh Burhanuddin, serta ziarah dan doa bersama di makam sang ulama besar, Syekh Burhanuddin.