Kabarminang – Sebuah video yang memperlihatkan tumpukan kayu hanyut terbawa arus sungai viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi setelah banjir dan longsor melanda Kabupaten Lima Puluh Kota akibat tingginya curah hujan dalam dua hari terakhir, sejak Rabu (26/2) hingga Kamis (27/2).
Tumpukan kayu tersebut tepatnya berada di sungai Batang Mongan Jorong Mongan, Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX. Terlihat di video, kayu berbagai ukuran tampak menutupi aliran air Batang Mongan dan berada tepat di bawah jembatan di jorong tersebut.
Keberadaan ribuan kayu itu menimpulkan spekulasi dugaan ilegal logging. Namun rumor itu dibantah oleh Kapolres Lima Puluh Kota, AKBP Syaiful Wachid. Ia menjelaskan bahwa kayu-kayu yang hanyut tersebut bukan hasil penebangan, melainkan berasal dari pohon yang tumbang akibat longsor dan terbawa arus sungai saat debit air meningkat.
Ia mengatakan, kayu terbawa aliran Sungai Kampar, yang hulunya berada di Pasaman dan hilirnya di Riau.
“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, kayu-kayu tersebut merupakan pohon yang terbawa dari hulu sungai. Saat debit air naik, kayu-kayu itu akan menumpuk dan kemudian hanyut terbawa arus ketika air mulai surut,” ujar Syaiful Wachid, Jumat (28/2).
Ia juga menegaskan bahwa kayu-kayu tersebut bukan bahan bernilai jual tinggi, melainkan kayu lokal yang bercampur, seperti kayu hutan, kayu kompe, kayu modang, kayu bintungan, dan kayu batang karet.
Sementara itu, bencana longsor juga menyebabkan Jalan Nasional Sumbar-Riau, tepatnya di Nagari Koto Alam, Kelok 17, tertutup material longsor. Akibatnya, arus lalu lintas antarprovinsi lumpuh total. Pihak berwenang saat ini tengah berupaya membersihkan material longsor agar akses jalan dapat segera dibuka kembali.