“Distribusi air kepada pelanggan yang ada saat ini harus maksimal dulu, Baru memperluas jangkauan,” imbuhnya.
Selain itu, persoalan biaya operasional bisa diatasi kalau kebocoran air ditekan seminimal mungkin.
Sebelumnya, Perumda Air Minum Kota Padang berencana menyesuaikan tarif air awal tahun 2025. Tidak hanya untuk tahun 2025 tapi juga untuk lima tahun, 2025 sampai 2030. Rata-rata kenaikan tarif dari 2025 hingga 2030 sebesar Rp740.
Untuk 2025 tarif naik sebesar Rp 754, tahun 2026 Rp481, tahun 2027 Rp340, tahun 2028 tahun Rp430 tahun 2029 Rp492 dan tahun 2030 sebesar Rp510. Misalnya, pelanggan rumah tangga pemakaian airnya 10 meter kubik tahun 2024 membayar Rp 39.500, maka setelah kenaikan tahun 2025 tagihan sebesar 41.500,-.
Kenaikan juga untuk mengimbangi besarnya biaya produksi dan perawatan yang semakin meningkat. Ke depan Perumda AM Padang butuh anggaran pemeliharaan Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) dan bangunan pendukung sebesar Rp546 miliar. Biaya paling besar Perumda AM adalah perpipaan lantaran banyak pipa yang sudah uzur usianya. (AN)