Kabarminang – Ratusan petani di lereng Gunung Marapi, Kabupaten Agam, belum mendapatkan perhatian dari pemerintah sejak letusan besar pada 3 Desember 2023. Akibatnya, hasil kebun dan tanaman hortikultura warga mengalami gagal panen hingga menimbulkan kerugian yang ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Wali Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Candung, Firdaus Putra, mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi untuk para petani terdampak.
“Laporan kerugian sudah kami sampaikan ke Dinas Pertanian Agam, termasuk data lahan terdampak secara by name by address, tapi sampai sekarang belum ada respons nyata,” kata Firdaus kepada Kabarminang.com, Kamis (13/3).
Firdaus menjelaskan bahwa wilayah terdampak meliputi Nagari Bukik Batabuah, Sungai Pua, Lasi, dan Canduang. Menurutnya, kondisi itu makin parah setelah bencana galodo pada 2024 dan berbagai erupsi susulan pada 2025, yang kembali menyebabkan abu vulkanik menutupi lahan pertanian warga.
Ia memperkirakan kerugian di Nagari Bukik Batabuah mencapai ratusan juta rupiah pada 3 Desember 2023, dan meningkat menjadi miliaran rupiah dalam rentang 2023 hingga 2025.
“Petani mengalami kerugian dari yang ringan hingga gagal panen total. Kami berharap pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi segera turun tangan memberikan bantuan, termasuk pupuk dan bibit,” tuturnya.
Menurutnya, pemerintah harus memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian, yang sejalan dengan program pemerintah pusat, untuk memperkuat ketahanan pangan.