Nofsan menjelaskan bahwa PT BRM, yang punya banyak alat berat, seharusnya mengirimkan alat beratnya segera ke lokasi longsor di Sembilan Koto.
“Sudah 12 hari sejak banjir dan longsor di IX Koto, jangankan bantuan alat berat yang sampai, bantuan makanan, minuman atau tenda darurat aja tidak ada sama sekali,” ucapnya
Nofsan meminta agar perusahaan yang bergerak di bidang kayu hutan akasia itu mengirimkan bantuan alat berat segera ke lokasi longsor dan membantu pembersihan material banjir di Sembilan Koto.
“Mudah-mudah melalui komunikasi Pemda dan suara masyarakat ini didengar oleh PT BRM,” ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Dharmasraya, Adlisman, membenarkan bahwa hingga Selasa (11/3) belum ada bantuan yang masuk dari PT BRM.
“Sampai hari ini, belum ada konfirmasinya. Kami sudah minta Kadis PMPTSP untuk menghubungi yang bersangkutan (PT BRM). Semoga saja bisa segera direspon pihak perusahaan tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Public Relations Officer PT BRM, Efragil Samosir, mengatakan bahwa pihaknya prihatin atas musibah banjir dan longsor di Dharmasraya. Ia menyebut bahwa PT BRM berupaya berpartisipasi untuk membantu dengan menyiapkan alat berat sejak mengetahui bencana tersebut. Namun, posisi alat berat yang ada, katanya, sangat jauh dari lokasi sehingga butuh waktu untuk mobilisasi.
“Mudah-mudahan hari ini sudah bisa sampai ke lokasi longsor,” tuturnya.
Efragil menyebutkan bahwa sampai saat ini pihaknya berkoordinasi dengan Pemkab Dharmasraya dan pemerintah kecamatan untuk penempatan alat berat karena ada empat titik longsor yang butuh dibantu.
Saat ditanya perihal imbauan dan desakan DPRD Dharmaraya agar perusahaan membantu korban banjir, Efragil mengaku sedang mengupayakan alat berat terlebih dahulu.
“Apakah menurunkan alat berat bukan bantuan, Bang? Yang pasti saat ini kita sedang mengupayakan alat berat dulu karena menurut hemat kami, pembersihan material longsor yang paling penting saat ini,” katanya
Sebelumnya, Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, mengajak perusahaan yang beroperasi di wilayah setempat untuk membantu warga warga yang terdampak banjir di kabupaten itu.
Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Bukit Raya Mudisa (BRM) memiliki wilayah operasional perusahaan di Kecamatan Sembilan Koto. PT BRM sebagai pemegang izin Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) di Sumbar itu bergerak di bidang pemanfaat hutan dan perkebunan akasia seluas 28.617 hektare di Dharmasraya, Sijunjung, dan Solok Selatan.