“Umat Kristen di Ophir terdiri atas orang Jawa dan Batak,” ucapnya.
Karena bagusnya toleransi antarumat beragama dan antaretnis di Ophir, kata Wisnu, di nagari itu tidak pernah terjadi pertengkaran antarumat beragama dan antaretnis.
Meskipun demikian, kata Wisnu, kegiatan yang mereka lakukan hanyalah kegiatan sosial, bukan kegiatan keagamaan. Ia menuturkan bahwa pihaknya memahami batas toleransi antarumat beragama, yaitu tidak ikut dalam kegiatan ibadah umat agama lain.
halaman 2 dari 2















