Kabarminang – Di tengah keterbatasan anggaran, Wali Kota Pariaman, Yota Balad, terus menunjukkan komitmennya untuk membangun dan mengembangkan sektor pariwisata Kota Pariaman. Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah dengan mendatangi langsung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Jumat (19/9), guna mengajukan berbagai program prioritas untuk menunjang pengembangan pariwisata daerah.
Dalam kunjungan tersebut, Wali Kota Yota Balad diterima oleh Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Utari Widyastuti, serta Asisten Deputi Event Daerah, Reza Pahlevi, dari Deputi Penyelenggaraan Kegiatan.
“Dalam kondisi anggaran yang terbatas, kami tetap berkomitmen untuk memajukan Kota Pariaman. Salah satu langkahnya adalah dengan mengajukan proposal program kepada pemerintah pusat, khususnya Kemenparekraf. Harapannya, pariwisata yang berkembang akan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar Yota Balad.
Dalam proposal yang diserahkan, Pemko Pariaman mengajukan sejumlah program, antara lain:
-Pembangunan ulang Dermaga Apung Pulau Angso Duo yang sebelumnya rusak dan hanyut akibat gelombang laut pada 2022.
-Pengadaan kapal katamaran dan perlengkapan wisata bahari seperti alat diving dan snorkeling.
-Pendampingan pengelolaan sampah untuk mendukung destinasi wisata yang bersih dan berkelanjutan.
-Penyediaan kios UMKM bagi pelaku usaha di kawasan Pantai Gandoriah.
-Penataan pedagang dan pembangunan fasilitas umum di lokasi wisata.
-Pengusulan Festival Tabuik agar kembali masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2026.
Pulau Angso Duo: Aset Wisata yang Terancam
Pulau Angso Duo merupakan salah satu magnet utama wisata di Kota Pariaman. Namun, sejak rusaknya dermaga apung yang menjadi akses utama wisatawan ke pulau tersebut, jumlah kunjungan menurun drastis. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, pada hari biasa hanya satu hingga dua wisatawan yang datang, jauh berkurang dibandingkan sebelumnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Ferialdi, menyebut bahwa keberadaan dermaga sangat penting tidak hanya untuk akses wisatawan, tetapi juga sebagai penunjang estetika dan daya tarik wisata pulau.
“Banyak kapal wisata kini tidak beroperasi karena minimnya penumpang. Hal ini berdampak pada penghasilan masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor ini,” ujar Ferialdi.
Dermaga apung yang sebelumnya dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI pada 2016 dengan anggaran gabungan sebesar Rp4,42 miliar itu, kini hanya menyisakan tiang penahan yang patah.
Dengan pengajuan proposal ini, Pemko Pariaman berharap Kemenparekraf dapat memberikan dukungan konkret untuk menghidupkan kembali geliat pariwisata di Pariaman, terutama di Pulau Angso Duo dan kawasan Pantai Gandoriah.
“Kami optimis, jika infrastruktur dan event pariwisata diperkuat, maka perekonomian lokal akan ikut bangkit. Masyarakat yang selama ini terdampak bisa kembali beraktivitas dan mendapatkan penghasilan,” tutup Yota Balad.