Kabarminang – Pemerintah memastikan akan memberikan santunan bagi para korban banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kebijakan ini menjadi langkah awal untuk meringankan beban keluarga korban yang terdampak bencana besar yang terjadi hampir bersamaan di tiga provinsi tersebut.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan bahwa santunan diberikan kepada ahli waris korban meninggal dan warga yang mengalami luka berat. Santunan bagi korban meninggal ditetapkan sebesar Rp 15 juta, sementara korban luka berat menerima Rp 5 juta.
Menurut Gus Ipul, penyaluran bantuan akan dilakukan setelah asesmen lapangan selesai untuk memastikan data penerima benar-benar tepat sasaran. Ia menegaskan bahwa santunan ini merupakan bentuk tali asih pemerintah atas musibah besar yang menimpa masyarakat.
“Ini adalah bentuk tali asih untuk meringankan beban dan menguatkan kebersamaan kita di tengah-tengah bencana,” ujar Gus Ipul, Selasa (2/12/2025).
Ia menyebutkan bahwa proses verifikasi akan dikerjakan secara bertahap oleh tim di lapangan.
Santunan tersebut menjadi bagian dari rangkaian dukungan pemerintah terhadap para penyintas. Banyak warga kehilangan rumah, keluarga, bahkan mata pencaharian akibat bencana yang melanda hampir bersamaan dari Aceh hingga Sumbar.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah pusat telah menyiapkan anggaran khusus untuk menangani dampak bencana. Anggaran itu berasal dari program efisiensi yang dilakukan pemerintah sepanjang tahun berjalan sehingga bisa dialokasikan langsung untuk bantuan masyarakat.
“Alhamdulillah kita punya anggarannya. Kita lakukan penghematan banyak di pusat supaya sebanyak mungkin bantuan bisa turun ke rakyat, ke desa dan kecamatan,” kata Presiden saat meninjau pengungsi di Aceh Tenggara.
Selain santunan, pemerintah juga menyiapkan anggaran pemulihan infrastruktur. Jalan dan jembatan yang terputus akan menjadi prioritas penanganan, mengingat akses transportasi sangat memengaruhi distribusi logistik dan percepatan pemulihan ekonomi masyarakat.
“Kita segera akan membuka jalur yang terputus, jembatan-jembatan yang rusak kita perbaiki segera,” tambah Prabowo. Ia menegaskan bahwa pemerintah juga memiliki alokasi anggaran untuk fasilitas publik di desa dan kecamatan yang dapat langsung digunakan dalam masa pemulihan.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru korban bencana di tiga provinsi tersebut. Per Kamis (4/12/2025) pukul 13.00 WIB, tercatat 776 orang meninggal dunia, 564 orang masih hilang, dan 2.600 orang mengalami luka-luka.
Tim gabungan dari BNPB, Basarnas, TNI–Polri, serta relawan masih melanjutkan pencarian dan evakuasi di sejumlah daerah yang aksesnya sulit dijangkau. Pemerintah menegaskan bahwa penanganan darurat hingga pemulihan akan tetap berlangsung secara berkelanjutan.
















