“Video itu video lama. Kapan dan di mana kejadiannya, kami tidak tahu pasti. Yang mengirim pertama kali juga tidak jelas identitasnya. Namun, ketika kami konfirmasi, yang bersangkutan langsung mengakui perbuatannya. Bahkan, istrinya pun menerima video yang sama dan sempat shock berat,” ucapnya.
Renidayati mengungkapkan bahwa VN mengaku dijebak dalam video tersebut dan mengaku sudah lama tidak menjalin hubungan dengan individu tersebut.
“Ada lima video yang beredar. Tapi, kami tidak pernah mengonfirmasi validitas waktu dan tempatnya karena fokus kami adalah pada tanggung jawab institusi,” ucapnya.
Tidak ada korban mahasiswa
Untuk Menanggapi kekhawatiran publik, kata Reni, Poltekkes Kemenkes Padang segera melakukan skrining terhadap mahasiswa laki-laki. Ia menyebut bahwa 381 mahasiswa diperiksa dengan dukungan Dinas Kesehatan Sumbar.
“Hasilnya nol. Tidak ada indikasi HIV/AIDS maupun indikasi perilaku menyimpang di antara mahasiswa. Ini juga menegaskan bahwa tidak ada korban dalam kasus ini dari lingkungan kampus kami,” ucapnya.
Reni juga membantah isu bahwa VN masih berkeliaran di kampus pascaviral. Pihaknya sudah memperketat pengamanan untuk memantau dan membatasi akses orang luar, termasuk yang sudah bukan bagian dari institusinya.
Agenda klarifikasi tersebut juga dihadiri oleh berbagai unsur lintas program dan lintas sektor, di antaranya Dinas Kesehatan Sumbar, Dinas Kesehatan Kota Padang, Puskesmas Nanggalo, DPRD Kota Padang, camat, kapolsek, Danramil, dan unsur niniak mamak serta bundo kanduang se-Nagari Nanggalo.
“Kami semua sepakat menolak segala bentuk LGBT, kekerasan seksual, penyalahgunaan narkoba, dan tindakan yang mencederai nilai moral, etika, serta marwah pendidikan. Institusi ini berdiri atas nilai-nilai luhur dan bertanggung jawab dalam menjaga integritas lingkungan pendidikan,” ujar Reni.