Kabarminang — Sebuah perayaan seni lintas bangsa digelar di Galeri Taman Budaya Sumbar, Padang, pada 19–23 Juni 2025. Pameran patung internasional bertajuk “Tribute to Arby Samah: Pelopor Patung Abstrak Indonesia” menandai peringatan 95 tahun kelahiran mendiang Arby Samah, tokoh besar seni patung nasional asal Pandai Sikek, Tanah Datar.
Pameran itu menghadirkan karya para pematung dari Filipina, Malaysia, Belgia, Jepang, dan Nepal, dan tujuh seniman dari Yogyakarta dan sebelas dari Sumbar. Mereka mempersembahkan karya sebagai bentuk penghormatan terhadap Arby Samah, yang dikenal bukan hanya sebagai pelopor patung abstrak Indonesia, melainkan juga sebagai sosok spiritual yang menjadikan seni sebagai laku perenungan dan pengabdian.
Ketua pelaksana pameran, Anita Dikarina, yang juga anak kedua Arby Samah, menyampaikan bahwa pameran itu merupakan bentuk cinta dari berbagai pihak.
“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada Dinas Kebudayaan Sumbar dan UPT Taman Budaya yang telah menyediakan ruang ini. Karya dan warisan pemikiran Bapak kembali dihidupkan dalam ruang lintas bangsa, lintas generasi, dan lintas kesadaran seni yang penuh makna,” ujarnya pada Rabu (18/6).
Anita menekankan bahwa semangat pameran itu bukan sekadar nostalgia, melainkan ruang refleksi dan edukasi tentang nilai-nilai seni yang membumi.
“Bapak selalu mengajarkan untuk tidak meniru. Harus orisinal, harus berpikir independen. Bahkan sejak di SSRI (kini SMKN 4 Padang), beliau dididik untuk tidak menjiplak. Itu prinsip yang ingin kita wariskan,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa ada tantangan dalam menyelenggarakan pameran itu, termasuk hambatan bea cukai. Ia menyebut hal itu membuat sejumlah seniman internasional kesulitan membawa karya ke Indonesia.
“Ketika kami hubungi pemerintah daerah, belum ada ruang dialog. Masih ada anggapan tabu terhadap seni patung,” ucapnya.