Kabarminang — Aktivitas nelayan di Pantai Patenggangan, Air Tawar Barat, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, terhenti sejak banjir melanda kota itu beberapa waktu yang lalu.
Edi (54), salah seorang nelayan, mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya belum bisa kembali melaut sejak bibir pantai dipenuhi kayu sisa banjir bandang yang menutup akses perahu ke laut.
“Sudah 15 hari kami tidak ada menangkap ikan, semenjak mulai terjadinya banjir,” ujarnya kepada Kabarminang.com pada Rabu (3/12).
Menurut Edi, kayu-kayu berbagai ukuran yang menumpuk di pantai membuat perahu tidak bisa keluar. Ia menyebut bahwa kondisi itu juga dialami para tukang pukat, yang kesulitan menarik jaring.
Akibat tidak bisanya menangkap ikan, kata Edi, ia tidak bisa lagi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Sebagai nelayan, menangkap ikan merupakan satu-satunya pekerjaan yang biasanya menghasilkan uang baginya.
“Untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini, hanya mengandalkan pendapatan yang diperoleh sebelum terjadinya banjir,” tuturnya.
Di Pantai Patenggangan, Edi bersama seorang nelayan lainnya memperbaiki perahu yang sudah bocor di pesisir yang dipenuhi material kayu. Di sekitar lokasi terlihat bangunan sederhana dan pepohonan besar, menandakan aktivitas warga pesisir tetap berjalan meski dalam kondisi terbatas.
Selain itu, di pantai tersebut pasukan oranye dari Dinas Lingkungan Hidup Padang sedang membersihkan area pantai dari tumpukan kayu-kayu gelondongan. Kayu-kayu besar juga terlihat sedang di potong menjadi papan.
















