Ia juga menambahkan bahwa masjid ini memiliki nilai spiritual dan historis yang tinggi, bukan hanya bagi warga Pariaman, tetapi juga bagi umat Islam di Sumatera Barat.
“Setiap sudut masjid ini punya cerita. Tiang-tiang kayu yang masih berdiri kokoh itu, misalnya, berasal dari hutan sekitar dan diangkut secara gotong royong oleh masyarakat,” jelasnya.
Jejak Ulama dan Warisan Keilmuan
Di sekitar masjid, terdapat kompleks makam Syekh Muhammad Jamil, ulama besar yang dikenal sebagai pendiri masjid ini. Makamnya, beserta para pengikut dan keluarganya, masih terawat dengan baik.
Menurut Ustaz Ridwan, imam masjid yang telah mengabdi selama lebih dari 20 tahun, keberadaan makam ini menjadi pengingat bagaimana Islam berkembang di Pariaman.
“Syekh Muhammad Jamil adalah ulama yang sangat dihormati. Beliau tidak hanya membangun masjid, tetapi juga menyebarkan ilmu agama dan membimbing masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Ustaz Ridwan.
Ia mengatakan banyak keturunannya yang masih tinggal di sini dan meneruskan jejak beliau.
Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga berperan dalam pengajaran agama Islam. Banyak santri dan jamaah dari berbagai daerah datang untuk menimba ilmu di sini.
“Dulu, sebelum ada madrasah seperti sekarang, masjid inilah tempat utama belajar agama. Dari sini, banyak ulama besar lahir,” tambah Ustaz Ridwan.
Cagar Budaya yang Tetap Kokoh
Sebagai salah satu bangunan bersejarah di Kota Pariaman, Masjid Raya Pariaman telah ditetapkan sebagai cagar budaya dengan nomor inventaris 34/BCB-TB/A/2007. Status ini semakin menegaskan peran pentingnya dalam sejarah dan budaya masyarakat.
Meski telah mengalami beberapa renovasi, pihak pengurus tetap menjaga keaslian arsitektur dan nilai sejarahnya.
“Kami selalu berusaha merawat masjid ini agar tetap seperti aslinya,” kata Alharis Marwan.
Renovasi dilakukan seminimal mungkin, hanya untuk perbaikan, tanpa mengubah bentuk aslinya.
Sebagai ikon religi dan budaya di Kota Tabuik, Masjid Raya Pariaman bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjalanan Islam, tradisi, dan kebersamaan masyarakat Pariaman yang tetap lestari hingga kini.