“Sopir mobil tersebut membawa kedua korban ke Puskesmas Blok B Sitiung I pada pukul 03.30 WIB dan mendapat penanganan awal, termasuk pemasangan perban dan pemberian infus. Selanjutnya, keduanya dirujuk ke RSUD Sungai Dareh dan tiba sekitar pukul 05.00 WIB,” ujar Amar.
Amar mengatakan bahwa kondisi Peri sangat kritis, seperti pendarahan hebat dan kehilangan banyak darah, luka robek terbuka pada tulang paha kanan, dan patah tulang pada lengan kanan. Sementara itu, kata Amar, Al Huda mengalami luka robek di pelipis, dagu, dan kepala.
“Peri mengalami pendarahan hebat dan kehilangan banyak darah. Seharusnya dia mendapatkan transfusi darah dari RSUD, tetapi RSUD tidak memberikannya. Ini yang kami sesalkan,” ujar Amar.
Amar juga menyesalkan lambannya penanganan medis terhadap Al Huda. Ia menerangkan bahwa Al Huda baru masuk ke ruang penanganan di RSUD sekitar pukul 10.00 WIB. Berdasarkan informasi awal yang ia terima, korban akan menjalani operasi pukul 11.00 WIB. Namun, katanya, operasi ditunda ke pukul 12.00 WIB, kemudian ditunda ke pukul 13.00, dan ditunda ke pukul 14.00 WIB.
“Korban baru masuk ruang operasi pukul 14.20 WIB. Kata dokter, kalau korban terlambat dioperasi, korban bisa menjadi buta karena pelipis matanya luka parah,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Sungai Dareh, Vita, sudah ditelepon dua kali, tetapi tidak menjawab panggilan. Ia juga tidak membalas pesan WhatsApp ketika diminta tanggapannya terhadap tudingan Undhari tersebut.