Sementara itu, kata Masri, SPA tidak pergi ke luar kelas. Ia mengatakan bahwa siswi itu duduk di kursi guru di depan kelas. Tak lama kemudian, katanya, tiba-tiba ketuban SPA pecah, lantas melahirkan bayi.
“Tali pusar bayinya belum putus. Ibu bayi menunggu bidan datang untuk memutus tali pusar itu,” ujar Masri kepada Kabarminang.com pada Jumat (31/10).
Informasi tentang siswi yang melahirkan dalam kelas, kata Masri, menyebar ke seluruh SMA 3 Lengayang. Ia menyebut bahwa siswa berduyun-duyun untuk melihat kejadian itu. Karena penasaran dengan peristiwa mengejutkan itu, katanya, banyak siswa yang tidak mengambil makanan dari Program Makan Bergizi Gratis yang dibagikan waktu itu.
“Saya ikut melihat siswi itu di dalam kelas karena penasaran dengan kejadian yang menghebohkan siswa itu. Dia melahirkan dengan normal. Bayinya perempuan. Rancak,” ucap Masri.
Masri mengatakan bahwa guru kemudian menghubungi petugas puskesmas untuk membantu siswi yang melahirkan tersebut. Tak lama kemudian, katanya, bidan puskesmas datang dengan ambulans, lalu memotong tali pusar bayi di kelas. Setelah itu, katanya, bidan membawa siswi itu ke puskesmas.
Di sisi lain, kata Masri, guru menghubungi ibu dari SPA untuk memberitahukannya kejadian itu. Ia menyebut bahwa sang ibu pingsan di rumah saat dikabari bahwa anaknya melahirkan di kelas.
Perihal siswi itu, Masri mengatakan bahwa SPA merupakan pelajar kelas 1. Ia menginformasikan bahwa siswi itu baru 3,5 bulan belajar di SMA tersebut.
“Kami kecolongan karena tidak tahu dia hamil. Kalau tahu dia hamil, kami tidak akan membolehkannya sekolah di SMA 3,” ucap Masri.
Masri mengatakan bahwa SPA tidak terlihat seperti orang hamil oleh guru dan siswa lainnya. Menurutnya, siswi itu tidak terlihat hamil karena memang badannya besar.













