“Kami ucapkan terima kasih dan selamat. Serta, terus tingkatkan kualitas penerapan ABS-SBK dalam kehidupan bernagari, karena dengan demikian permasalahan sosial akan dapat kita atasi,” tegasnya.
Sementara itu dalam laporannya, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin menyebutkan sebanyak 13 Nagari/KAN usulan Kabupaten/Kota terlibat dalam penilaian Implementasi ABS-SBK tahun 2024.
Selain tiga nagari terbaik di atas, nagari lain yang ikut serta dalam penilaian antara lain, Nagari Lubuak Basuang Kabupaten Agam, Nagari Limau Lunggo Kabupaten Solok. Selanjutnya, Nagari Lareh Nan Panjang Kabupaten Padang Pariaman, Nagari Painan Kabupaten Pesisir Selatan, Nagari Sijunjung Kabupaten Sijunjung, KAN Pasa Kota Pariaman, KAN Solok Kota Solok, KAN Mandiangin Kota Bukittinggi, KAN Kajai Kota Sawahlunto, dan KAN Lareh Nan Panjang Kota Padang Panjang.
“Ada pun instrumen penilaian terdiri dari, bakorong-bakampuang, basuku-banagari, balabuah-batapian, basawah-baladang, babalai-bamusajik, bahuma-babendang, bahalaman-bapamedanan, serta bapandam-bapusaro,” ucap Jefrinal.
Sementara itu, sambungnya, tim juri yang melakukan penilaian antara lain, Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar; Ulama Sumbar, Buya Masoed Abidin; Bundo Kanduang, Prof. Puti Reno Raudha Thaib; serta Akademisi, Dr. Yulizal Yunus, Prof. Nusyirwan Effendi, dan Dr. Hasanuddin.
“Untuk tahun depan, kita merencanakan bersama tim juri penilai untuk membuat buku acuan bagi nagari di Sumbar dalam pengimplementasian ABS-SBK,” ucap Jefrinal mengakhiri.